Agama tidak Boleh Berhenti di Mimbar, Menag: Jaga Kerukunan Jadi Prioritas

3 hours ago 2

Menteri Agama Nasaruddin Umar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setahun sudah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memimpin pemerintahan. Di bawah kepemimpinan Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar, Kementerian Agama (Kemenag) menjadikan momen ini sebagai tonggak menghadirkan wajah kehidupan beragama yang lebih inklusif, produktif, dan menyejahterakan.

“Asta Cita bukan sekadar rencana politik, tapi arah moral bangsa. Nilai agama tidak boleh berhenti di mimbar, tetapi harus hidup dalam kebijakan yang memuliakan manusia,” ujar Nasaruddin dalam refleksi satu tahun Kemenag mengawal Asta Cita di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Ia menjelaskan, upaya menjaga kerukunan menjadi prioritas utama Kemenag. Program Si-Rukun — sistem deteksi dini potensi konflik keagamaan — kini aktif digunakan di berbagai daerah. Sebanyak 500 penyuluh agama dilatih menjadi aktor resolusi konflik, dan 600 penceramah diberi pembekalan dakwah moderat serta literasi digital.

Kemenag juga melahirkan 1.192 kader lintas agama melalui Akademi Kepemimpinan Mahasiswa Nasional (Akminas), dan merekonstruksi 25 pesantren eks-Jamaah Islamiyah dengan lebih dari 5.000 santri sebagai upaya deradikalisasi berbasis pendidikan.“Kerukunan adalah prasyarat pembangunan. Indonesia hanya bisa maju bila umatnya damai dan saling menghormati,” ucap Nasaruddin.

Survei Poltracking bahkan menempatkan “menjaga kerukunan antarumat beragama” sebagai capaian tertinggi pemerintahan Prabowo–Gibran, dengan tingkat kepuasan publik mencapai 86,7 persen.

Tak hanya di rumah ibadah, nilai agama kini juga hidup di ruang sosial. Melalui partisipasi aktif dalam program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG), lebih dari 1,7 juta siswa madrasah dan santri pesantren telah menerima manfaat.

Selain itu, Kemenag memberdayakan 4.450 UMKM lewat pinjaman tanpa bunga (qardul hasan) dalam program Masjid Berdaya dan Berdampak (MADADA), serta memberikan pelatihan kepada 1.350 takmir masjid agar mampu mengelola ekonomi berbasis masjid.

“Inilah makna dakwah sosial. Kemenag berupaya agar ajaran agama hadir bukan hanya di rumah ibadah, tapi di ruang publik: berbagi makanan, menjaga kesehatan, dan memperkuat keluarga,” ucap dia.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |