5 Perubahan Besar Setelah Jadi Ibu, Ternyata...

5 hours ago 1

5 Perubahan Besar Setelah Jadi Ibu, Ternyata...

Ibu dan Anak. (Foto: Rawpixel/Freepik)

JAKARTA - Kita baru saja merayakan Hari Ibu Internasional, sebuah momen yang selalu menyentuh hati. Di tengah arus kehidupan yang cepat dan sering kali melelahkan, Hari Ibu hadir seperti jeda yang penuh makna, sebuah penghormatan bagi para perempuan luar biasa yang kita panggil "ibu". 

Bunga, ucapan manis dan pelukan hangat mungkin telah diberikan, tapi sejatinya tak ada yang benar-benar cukup untuk membalas semua yang telah dikorbankan dan dijalani seorang ibu.

Setelah jadi ibu, ternyata banyak pengorbanan yang dilakukan. Akun Instagram @naturein_indonesia mengulas pengorbanan dan arti penting ibu, yuk simak.

1. Bangun Pagi, Tidur Paling Malam

Sebelum menjadi ibu, waktu tidur adalah hak pribadi. Bisa bangun siang di akhir pekan, atau tidur larut karena asyik menonton drama Korea. 

Namun, setelah jadi ibu, waktu tidur berubah jadi sesuatu yang mewah. Bangun sebelum matahari terbit bukan karena alarm, tapi karena tangisan bayi atau kebutuhan anak sekolah. 

Lalu malam hari, ketika rumah akhirnya sunyi, barulah ibu punya waktu untuk dirinya sendiri, itu pun sering kali dihabiskan untuk melipat baju, menyiapkan bekal besok, atau sekadar menikmati kesunyian yang singkat.

Seorang ibu adalah orang terakhir yang tidur dan orang pertama yang bangun. Energinya tak habis walau lelah jelas terasa. 

Dan anehnya, meski badan letih, hati tetap penuh cinta. Karena setiap tetes keringat yang mengalir adalah bentuk kasih yang tak bisa diukur dengan logika.

2. Auto Punya Kemampuan Multitasking

Setelah menjadi ibu, ternyata secara otomatis kita dianugerahi kemampuan multitasking tingkat dewa. 

Bisa membayangkan bagaimana seseorang bisa menyuapi anak sambil mengecek tugas sekolah si sulung, mendengarkan keluhan pasangan, dan mengaduk sayur di dapur, semuanya dalam waktu yang hampir bersamaan?

Menjadi ibu membuat kita jago membagi fokus, waktu, dan tenaga. Pikiran bisa memikirkan banyak hal sekaligus: apakah seragam anak sudah disetrika, apakah cicilan rumah sudah dibayar, apakah susu anak cukup sampai akhir minggu. 

Tidak ada pelatihan formal yang mengajarkan itu semua, ia datang begitu saja, seiring tanggung jawab yang melekat sejak bayi pertama kali digendong.

Multitasking ini bukan hanya urusan fisik, tapi juga emosional. Seorang ibu bisa menenangkan anak yang menangis, menghibur pasangannya yang stres, menyemangati temannya lewat pesan singkat, dan tetap menjaga senyumnya sendiri walau hatinya sedang kalut.

3. Air Mata Mudah Jatuh, Tapi Senyum Juga Lebih Mudah Tumbuh

Ternyata jadi ibu membuat kita lebih sensitif. Melihat anak jatuh sakit bisa membuat hati runtuh. Mendengar tawa mereka bisa langsung menghapus rasa capek. 

Kita menangis diam-diam di malam hari karena takut tak cukup baik, tapi juga tertawa seharian hanya karena anak berkata, “Mama cantik.”

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |