JAKARTA - Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam yang tidak hanya menjadi bukti kebesaran Allah SWT, tetapi juga sarat dengan pelajaran berharga. Kejadian ini menggambarkan betapa agungnya perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang dilakukan dalam satu malam. Selain menjadi tanda kebesaran Ilahi, Isra Miraj menyimpan hikmah mendalam yang relevan bagi kehidupan umat Islam hingga kini.
Sebagai momen penting dalam perjalanan dakwah nabi, Isra Miraj memberikan berbagai inspirasi untuk meningkatkan hubungan dengan Allah SWT. Kisah ini mengajarkan nilai-nilai yang dapat memperkuat iman dan menuntun umat Islam untuk menjalani kehidupan yang lebih baik
Berikut lima hikmah peristiwa isra mi’raj sebagaimana dihimpun Okezone dari berbagai sumber pada Kamis (16/1/2025) :
1. Mengingat Kebesaran Allah yang Tanpa Batas
Isra Miraj adalah bukti nyata dari kebesaran Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya : “Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(Q.S Al-Isra: 1)
Ayat ini mengingatkan bahwa segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah SWT. Peristiwa ini menjadi pesan bagi umat Islam untuk senantiasa merenungkan tanda-tanda kekuasaan-Nya, baik di alam semesta maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, iman kepada Allah akan semakin tertanam dan menguatkan keyakinan akan kehadiran-Nya.
2. Islam sebagai Agama yang Suci dan Fitrah
Dalam perjalanan Miraj, Nabi Muhammad SAW diberikan pilihan antara air susu dan khamr (minuman memabukkan). Tanpa ragu, beliau memilih susu. Keputusan ini kemudian ditegaskan oleh Malaikat Jibril as yang berkata, “Engkau telah diberi hadiah kesucian.” Peristiwa ini bukan sekadar pilihan sederhana, melainkan simbol bahwa Islam adalah agama yang suci, selaras dengan fitrah manusia.
Pilihan Rasulllah terhadap susu menggambarkan esensi dari ajaran Islam yang murni dan penuh hikmah. Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa hidup dalam kesucian hati, pikiran, dan perbuatan. Kesucian ini mencakup segala aspek kehidupan, mulai dari ibadah hingga interaksi sosial. Hal ini juga menjadi pengingat bahwa manusia, sebagai makhluk Allah, diciptakan dalam keadaan fitrah, yaitu suci dan cenderung kepada kebaikan.
Oleh karena itu, umat Islam diajak untuk terus menjaga fitrah ini dengan menjauhi hal-hal yang merusak dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ajaran-Nya yang mulia.
3. Menghormati Masjidil Aqsa sebagai Tempat Suci
Perjalanan Isra dimulai dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina sebelum Nabi Muhammad SAW naik ke Sidratul Muntaha. Peristiwa ini menunjukkan Masjidil Aqsa memiliki nilai penting dan mulia dalam sejarah Islam.
Sebagai salah satu masjid suci, Masjidil Aqsa menjadi pengingat akan persatuan umat Islam dan perjuangan para nabi sebelumnya. Isra Miraj mengajarkan umat Muslim untuk menjaga dan menghormati tempat-tempat suci sebagai simbol warisan keimanan dan kebudayaan Islam yang mendalam.
4. Menyadari Esensi Ibadah Sholat
Salah satu pesan utama dari peristiwa Isra Miraj adalah perintah sholat. Melalui perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW menerima kewajiban sholat lima waktu langsung dari Allah SWT. Sholat bukan hanya ritual harian, tetapi juga cara untuk menjaga hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah).
Sebelum melaksanakan sholat, seorang muslim diwajibkan untuk berada dalam keadaan bersih dan suci, baik secara fisik maupun mental. Kebersihan ini memungkinkan seseorang untuk lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah. Selain itu, sholat juga menciptakan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah dan sesama manusia (hablum minannas).
5. Memperkuat Keyakinan Nabi Muhammad SAW
Sebelum peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW menerima informasi tentang surga, neraka, dan hal-hal gaib lainnya melalui wahyu. Pengetahuan ini disebut sebagai ‘ilmul yaqin, yaitu keyakinan berdasarkan informasi yang diterima tanpa melihat langsung. Sebagai seorang nabi, beliau mempercayai sepenuhnya hal-hal tersebut, meski belum menyaksikan dengan mata kepala sendiri.
Namun, saat perjalanan Miraj, Nabi Muhammad SAW diberi kesempatan untuk melihat langsung surga, neraka, dan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Pengalaman ini membawa beliau pada tingkat keyakinan yang lebih tinggi, yakni ‘ainul yaqin, keyakinan yang didasarkan pada penglihatan langsung. Dengan ini, kemantapan atas apa yang diyakini Nabi menjadi semakin kuat, memberikan teladan bagi umat Islam untuk mempercayai apa yang Allah SWT firmankan meskipun tidak semua dapat dilihat secara nyata. Hikmah ini mengajarkan kita untuk senantiasa meningkatkan keimanan dari hanya sekadar mendengar menjadi benar-benar yakin, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Peristiwa Isra Miraj tidak hanya mencerminkan perjalanan luar biasa Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi cermin bagi umat Islam untuk terus belajar dan memperkuat hubungan mereka dengan Allah SWT. Dengan memahami hikmah-hikmah tersebut, umat Islam diharapkan mampu menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam.
Wallahualam
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
(erh.-)
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari