5 Alasan Pinjol Berani Tugaskan DC Lapangan ke Nasabah (Foto: Freepik)
JAKARTA - 5 alasan pinjol berani tugaskan DC lapangan ke nasabah. Salah satu risiko yang dihadapi oleh peminjam layanan pinjaman online (pinjol) adalah berurusan dengan Debt Collector (DC). Tugas utama DC adalah mengingatkan dan menagih pembayaran dari nasabah melalui berbagai metode.
Langkah pertama yang biasanya dilakukan adalah mengirim pesan atau chat ke nomor pribadi peminjam untuk mengingatkan jatuh tempo pembayaran. Jika pesan tersebut tidak mendapat respons, DC akan mencoba menghubungi melalui panggilan telepon.
Apabila peminjam tetap tidak merespons atau belum melakukan pembayaran, DC lapangan akan turun langsung untuk mendatangi rumah peminjam. Dalam kasus gagal bayar (galbay) atau ketika peminjam sulit dihubungi, debt collector pinjol dapat melakukan penagihan secara langsung dengan mengunjungi tempat tinggal nasabah.
Berikut 5 alasan Pinjaman Online berani tugaskan debt collector lapangan ke nasabah.
Dalam sistem pinjaman online (pinjol), ada beberapa kondisi yang dapat memicu kunjungan langsung debt collector (DC) ke rumah peminjam. Hal ini bergantung pada kebijakan masing-masing platform serta respons dari nasabah terhadap proses penagihan. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan tindakan ini dilakukan:
1. Lama Keterlambatan Pembayaran
Setiap layanan pinjol umumnya memiliki kebijakan terkait tenggat waktu pembayaran serta toleransi keterlambatan. Beberapa pinjol memberikan masa tenggang selama beberapa hari hingga minggu sebelum menerapkan tindakan penagihan yang lebih tegas.
Jika dalam periode tenggang tersebut nasabah tidak menunjukkan niat untuk melunasi atau setidaknya memberikan tanggapan, maka pihak pinjol akan meningkatkan langkah penagihan. Pada tahap awal, mereka biasanya mengirimkan pemberitahuan melalui pesan atau telepon. Namun, jika tetap tidak ada respons, penagihan bisa berlanjut hingga kunjungan langsung ke rumah.
Pinjol yang terdaftar secara resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia umumnya mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, termasuk memberikan peringatan tertulis sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Di sisi lain, pinjol ilegal cenderung lebih agresif dan bisa lebih cepat mengirimkan DC ke rumah nasabah tanpa banyak peringatan.
2. Besaran Tunggakan Utang
Jumlah utang yang belum dibayarkan menjadi salah satu faktor utama yang menentukan tindakan yang akan diambil oleh pihak pinjol. Semakin besar nominal yang tertunggak, semakin besar kemungkinan nasabah mendapatkan kunjungan dari debt collector.
Biasanya, pinjol lebih agresif dalam menagih jika nasabah memiliki utang dalam jumlah signifikan atau memiliki banyak pinjaman dari berbagai platform. Jika nasabah hanya menunggak dalam jumlah kecil, pihak pinjol mungkin masih sebatas memberikan peringatan melalui pesan atau telepon sebelum meningkatkan upaya penagihan.
3. Kesulitan Menghubungi Nasabah
Ketika nasabah sulit dihubungi dalam jangka waktu tertentu, pihak pinjol bisa menganggap bahwa peminjam sedang menghindari tanggung jawabnya. Upaya penagihan awal biasanya dilakukan melalui SMS, email, atau panggilan telepon. Jika semua metode komunikasi ini gagal mendapatkan respons, pinjol bisa menginstruksikan DC untuk melakukan kunjungan langsung.
Tindakan ini dilakukan bukan hanya untuk menagih pembayaran, tetapi juga untuk memastikan bahwa nasabah tidak sengaja menghilang atau berpindah tempat tinggal tanpa pemberitahuan.