10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Indonesia Termasuk?

Jakarta -

Harga emas dunia menguat dalam beberapa tahun terakhir seiring gejolak ekonomi dan geopolitik global. Namun kini mulai melandai seiring meredanya ketegangan global.

Dikutip dari Trading Economics, Sabtu (17/5/2025), harga emas dunia pada perdagangan terakhir pekan ini ditutup pada kisaran posisi US$ 3.203,8 per troy ons atau turun 1,03%. Angka ini menunjukkan penurunan mingguan hingga lebih dari 3%, dan secara bulanan turun 3,68%.

Langkah 'gencatan senjata' perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi salah satu pendorongnya. Kedua negara itu sepakat mengurangi tarif impor dalam waktu 90 hari ke depan, hingga meredakan kekhawatiran pasar. Risiko geopolitik juga tampak mereda, dengan gencatan senjata India-Pakistan tetap stabil.

Harga emas jatuh cukup dalam setelah sempat mencapai rekor hingga US$ 3.500 per troy ons pada 22 April 2025. Nilainya perlahan turun, namun sempat merangkak naik lagi ke posisi US$ 3.400 per troy ons di awal Mei, hingga akhirnya mendarat di posisi US$ 3.203,8 per troy ons pekan ini.

Meski posisinya telah jatuh cukup dalam sejak puncak rekornya, namun harga emas pada penutupan perdagangan pekan ini masih naik signifikan secara tahunan (year-on-year/YoY) hingga 32,7%. Lonjakan harga emas ini tentunya masih menguntungkan untuk negara-negara produsen emas, seperti Indonesia.

Lalu, negara mana saja yang merupakan produsen emas terbesar di dunia?

Dikutip dari data World Gold Council tahun 2023, China menduduki posisi nomor satu produsen emas terbesar di dunia, dengan produksi mencapai 378,2 ton. Bahkan, Negara Tirai Bambu itu menyumbang sekitar 10% dari total produksi emas global.

10 Negara Produsen Emas Terbesar:

1. China: 378,2 ton
2. Rusia: 321,8 ton
3. Australia: 293,8 ton
4. Kanada: 191,9 ton
5. Amerika Serikat (AS) 166,7 ton
6. Ghana: 135,1 ton
7. Indonesia: 132,5 ton
8. Peru: 128,8 ton
9. Meksiko: 126,6 ton
10. Uzbekistan: 119,6 ton

(shc/ara)