Jakarta -
Pemerintah Korea Selatan menghadapi angka kelahiran anak yang terus menurun. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya depopulasi atau fenomena penurunan jumlah penduduk wilayah dari waktu ke waktu.
Menyikapi hal itu, sejumlah pemerintah daerah memperluas upaya mereka dan memberikan sejumlah insentif kepada warganya. Misalnya, insentif untuk biaya pernikahan, biaya kencan, pertunangan, hingga bulan madu.
Dilansir dari The Korea Times, Sabtu (24/5/2025), di distrik Saha, Busan, pemerintah daerah menjanjikan pembayaran hingga 20 juta won atau US$ 14.700, sekitar Rp 226,80 juta kepada pasangan yang menikah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan catatan, pernikahan dilakukan dari acara perjodohan yang dilaksanakan di distrik tersebut. Tak hanya itu ada juga manfaat tambahan, termasuk 500.000 won untuk biaya kencan, 1 juta won untuk biaya pertemuan pertunangan, dan subsidi perjalanan sebesar 10 juta won.
"Ini adalah salah satu komponen kebijakan kependudukan kami untuk mengatasi krisis angka kelahiran rendah dan penurunan regional," kata seorang pejabat distrik, seraya menambahkan bahwa belum ada pasangan yang menerima pembayaran penuh.
Sejumlah daerah di Korea Selatan juga meluncurkan inisiatif serupa. Di daerah Geochang, provinsi Gyeongsang Selatan, pasangan pengantin baru berusia 19 hingga 45 tahun yang tinggal di sana selama lebih dari tiga bulan akan menerima 600.000 won per tahun selama tiga tahun.
Meskipun urgensinya jelas, para kritikus berpendapat bahwa insentif keuangan satu kali ini mungkin tidak banyak membantu mengatasi tantangan struktural di balik angka pernikahan yang tertunda atau menurun.
Sementara itu, Kabupaten Hadong baru-baru ini menaikkan insentif pernikahannya dari 5 juta menjadi 6 juta won. Beberapa kabupaten dan kota lain, termasuk Goseong, Uiryeong, dan Miryang, juga menawarkan subsidi pernikahan antara 1 juta dan 2 juta won.
Tren pemberian insentif tidak terbatas pada daerah pedesaan. Seoul, yang memiliki tingkat kesuburan terendah, 0,58, di antara 17 kota dan provinsi besar di Korea tahun lalu, berencana untuk memperkenalkan "dana awal pernikahan" sebesar 1 juta won untuk pasangan yang baru terdaftar mulai bulan Oktober.
Provinsi Gyeonggi juga menawarkan jumlah yang sama kepada pasangan muda berusia 19 hingga 39 tahun mulai bulan depan. Di beberapa wilayah insentif pernikahan bahkan lebih besar.
Kabupaten Sunchang di Provinsi Jeolla Utara menawarkan 10 juta won selama empat tahun kepada pasangan pengantin baru yang tinggal di sana setidaknya selama satu tahun.
Kota Gimje dan Kabupaten Jangsu telah menyelenggarakan program serupa sejak 2020 dan 2018. Kabupaten Hwasun di Jeolla Selatan dan Kabupaten Yeongdong di Chungcheong Utara juga mendistribusikan 10 juta won yang dicicil selama lima tahun.
Meskipun jumlah program terus bertambah, efektivitasnya masih belum pasti. Kota Jinju di Provinsi Gyeongsang Selatan telah mendistribusikan dana hibah pernikahan sebesar 500.000 won kepada lebih dari 4.000 pasangan sejak tahun 2021.
Namun tingkat pernikahan secara keseluruhan belum berubah secara signifikan. Di Kabupaten Jangsu, tempat insentif sebesar 10 juta won telah berlaku selama delapan tahun, tingkat pernikahan telah menurun, kecuali kenaikan sementara pada tahun 2023 dan 2024.
(ily/hns)