PT Chengda International Indonesia juga siap menggenjot ekspor.
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng DIY) memberikan fasilitas fiskal kawasan berikat kepada PT Chengda International Indonesia, Selasa (9/9/2025). Fasilitas ini diberikan sebagai langkah Bea Cukai dalam mendukung ekspor, investasi, dan penciptaan lapangan kerja.
Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat, R. Megah Andiarto, menjelaskan melalui fasilitas ini, perusahaan mendapat insentif fiskal berupa pembebasan bea masuk, tidak dipungut PPN, serta keringanan lainnya yang dapat menekan biaya produksi.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
“Adanya fasilitas ini membuat perusahaan dapat lebih efisien sehingga produknya mampu bersaing di pasar internasional. Jika hal itu diraih, maka daya saing industri nasional dan ekspor pun meningkat, investasi meluas, dan menciptakan lapangan kerja baru,” kata Megah.
PT Chengda International Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi sol sepatu bagian luar dan dalam.
Produknya ditargetkan ke pasar di berbagai negara, seperti China, Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan India. Perusahaan ini juga tercatat telah menanamkan investasi sebesar Rp 205 miliar.
Pada tahun 2025, PT Chengda International Indonesia mampu menyerap 480 tenaga kerja dan diproyeksikan meningkat hingga 1.150 orang pada 2029. Dari sisi devisa, perusahaan berkontribusi sebesar 7,95 juta dolar AS atau sekitar Rp 130 miliar pada 2025 dan diperkirakan melonjak menjadi 34 juta dolar AS atau sekitar Rp 500 miliar pada 2029.
Direktur PT Chengda International Indonesia, Jia Renhua, menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang diberikan Bea Cukai. “Terima kasih atas fasilitas kawasan berikat yang diberikan. Kami akan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk meningkatkan daya saing produk kami di pasar global,” ungkap Jia.
Selain memberikan manfaat langsung berupa peningkatan ekspor dan penyerapan tenaga kerja, berdirinya perusahaan ini juga memicu pertumbuhan ekonomi lokal. Sejumlah usaha seperti toko kelontong, kos-kosan, rumah makan, hingga penyedia alat tulis kantor di sekitar kawasan perusahaan ikut terdorong berkembang.
Harapannya, adanya fasilitas ini mendorong terciptanya ekosistem industri yang sehat, berdaya saing, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah maupun nasional.