Lincak 2025-11-02 22:18:01
Pada masa sebelum Nabi Muhammad wafat, Jawa sudah mengirim upeti ke Kaisar Cina. Hampir setengah abad setelah Nabi Muhammad wafat, Jawa memiliki raja yang dikenal adil. Sumber: gunawan kartapranata/wikimedia
Periode 627-649 merupakan zaman keemasan Cina di bawah Dinasti Tang. Pada 627 Masehi itu, Nabi Muhammad harus melakukan Perang Khandaq selama sekitar hampir sebulan.
Pada periode itu, Jawa sudah teratur mengirim utusan yang membawa upeti ke Cina. Kaisar Cina memberi lalu mengirim kuda-kuda ke Jawa.
Raja Jawa mana yang mengirim upeti ke Cina? Tak lain adalah raja dari kerajaan yang wilayah kerajaannya berada bagian utara Pulau Jawa.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Kerajaan ini sudah memiliki peradaban yang bagus. Penduduknya sudah bisa membaca, mengenal ilmu astronomi, dan sudah bisa membuat minuman dari bunga pohon kelapa.
Catatan Cina menyebut, pada masa itu Jawa diketahui menghasilkan cangkang kura-kura, emas, dan perak. Ada pula cula badak dan gading.
“Negeri ini sangat kaya, ada sebuah tempat air asin menggelegak secara spontan,” tulis Goreneveldt, mengutip catatan Cina zaman Dinasti Tang.
Tak ada penjelasan rinci mengenai sumber mata air asin ini. Namun, catatan-catatan Belanda menyebut, sumber air asin banyak terdapat di wilayah Grobogan yang berada di sebelah tenggara ibu kota Kalingga.
Air asin di daratan ini berkaitan dengan legenda kerajaan pertama di Jawa, Medang Kamulan. Kerajaan Medang Kamulan berkaitan dengan pangeran dariIndia, Aji Saka, yang dikirim ke Jawa untuk mengatasi wabah penyakit yang menyerang 20 ribu penduduk Romawi yang dikirim ke Jawa di abad pertama.
Dalam legenda yang dipercaya rakyat Grobogan, Aji Saka memiliki anak berupa ular naga yang kemudian diutus ke Laut Selatan. Jika bisa mengalahkan Buaya Putih di Laut Selatan, Aji Saka bersedia mengakui dia sebagai anak.
Anak Aji Saka itu berangkat ke Laut Selatan dan pulang ke Medang Kamulan lewat jalur bawah tanah. Jalur yang digunakan anak Aji Saka itulah yang mengalirkan air asin ke wilayah Grobogan, yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat garam.
Catatan Cina zaman Dinasti Tang menyebut, wilayah kerajaan yang mengirim upeti ke Cian itu berada di sebelah timur Sumatra dan di sebelah barat Bali. Kerajaan itu bernama Kalingga (Ka-ling).
"Ka-ling juga disebut Jawa, terletak di Samudra Selatan, di sebelah timur Sumatra dan di sebelah barat Bali. Di selatannya terdapat laut, dan di utaranya terletak Kamboja," tulis Groneveldt mengutip catatan Cina.
Jika Nabi Muhammad memanfaatkan pelepah kurma, penduduk Kalingga memanfaatkan pelepah dan daun palem untuk atap rumah. Benteng dibuat dari kayu.
“Mereka memiliki sofa dari gading dan tikar dari kulit luar bambu,” lanjut Groeneveldt.
.png)
6 hours ago
3
















































