Pupuk Indonesia Pastikan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pupuk Dukung Swasembada Pangan Nasional

5 days ago 16

Pupuk Indonesia pastikan ketersediaan dan keterjangkauan pupuk subsidi 2025 dengan digitalisasi dan efisiensi produksi nasional.

 Pupuk Indonesia)

Pupuk Indonesia pastikan ketersediaan dan keterjangkauan pupuk subsidi 2025 dengan digitalisasi dan efisiensi produksi nasional. (foto: Pupuk Indonesia)

IDXChannel- Pupuk merupakan salah satu komponen penting atau penentu keberhasilan bagi sektor pertanian karena kontribusinya pada produktivitas pertanian mencapai 62 persen. Untuk itu, PT Pupuk Indonesia (Persero) menjadi pelaksana kebijakan pupuk bersubsidi untuk memastikan availability (ketersediaan) dan affordability (keterjangkauan) harga dalam rangka mewujudkan swasembada pangan nasional menjadi prioritas Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam Asta Cita.
 
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menyampaikan Pupuk Indonesia saat ini memiliki kapasitas produksi pupuk sebesar 14,5 juta ton dalam setahun. Sementara alokasi pupuk bersubsidi dari Pemerintah untuk tahun 2025 sebesar 9,55 juta ton. 
 
“Kalau ngomong availability kita aman, kita hingga bulan Mei 2025 sudah menyalurkan lebih dari 3 juta ton, dari alokasi 9,5 juta ton. Kita juga masih mempunyai stok pupuk sebanyak 2 juta ton. Rinciannya 1,4 juta ton pupuk bersubsidi dan 600 ribu ton adalah pupuk nonsubsidi,” ujar Rahmad dalam kegiatan Rembuk Tani yang digelar di Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (1/6/2025).
 
Dia menambahkan stok pupuk bersubsidi saat ini sudah tersebar di 27.000 kios resmi pupuk bersubsidi di seluruh Indonesia. Stok tersebut juga sudah bisa ditebus oleh petani yang berhak atau telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. 
 
Untuk menjaga ketersediaan, Pupuk Indonesia juga mengoptimalkan teknologi. Pupuk Indonesia telah mengimplementasikan digitalisasi semua kios yang ada, salah satunya dengan aplikasi i-Pubers. 

Dengan digitalisasi ini, petani yang datang ke kios bisa tahu berapa alokasi mereka didapatkan mulai dari jumlah yang sudah ditebus hingga sisa alokasi yang masih bisa tebus.
 
Sementara itu, Pupuk Indonesia melalui command center juga bisa meng-capture data seluruh Indonesia secara real time pupuk bersubsidi ditebus petani. Data yang di-capture bukan hanya data numerik saja tapi juga visualnya.
 
“Kita bisa memastikan bahwa pupuk itu ada dan sudah bisa ditebus oleh petani yang berhak. Itulah salah satu peran penting menjaga availability, tidak saja di gudang-gudang pabrik, tapi juga kita pastikan seluruh stok itu sudah tersebar di seluruh wilayah melalui jaringan penjualan kita,” kata Rahmad.
 
Dia menjelaskan, untuk menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi, pemerintah telah banyak melakukan penyederhanaan regulasi melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025. Tantangan sebelumnya, meski stok pupuk bersubsidi penuh di gudang-gudang, tapi regulasinya tidak memungkinkan untuk disalurkan karena aturannya berlapis.
 
Rahmad mengapresiasi kementerian-kementerian yang terlibat, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN dan kementerian lainnya. Berkat Perpres tersebut, pupuk bersubsidi sudah bisa tersalurkan dengan baik, penebusan hingga Mei sangat tinggi. Rahmad mengungkapkan kondisi ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
 
“Mulai pukul 00.00 di tanggal 1 Januari 2025, pertama kali dalam sejarah, seluruh petani yang ada di seluruh Indonesia sudah bisa menebus pupuk bersubsidi. Sebelumnya tidak bisa karena aturannya berlapis. Perpres ini merupakan bukti nyata gotong royong seluruh stakeholder yang menyepakati bahwa pupuk adalah komoditas penting bagi produktivitas pertanian,” ujar Rahmad.
 
Sementara, dalam rangka mendukung affordability, Pupuk Indonesia juga terus meningkatkan efisiensi dan revitalisasi pabrik. Contohnya di Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, Pupuk Indonesia membangun satu pabrik untuk menggantikan dua pabrik yang sudah tua. Penghematannya bisa mencapai Rp 1,5 triliun per tahun.
 
“Bukan karena subsidi, kemudian keterjangkauan harga kita serahkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Tapi Pupuk Indonesia juga mempunyai tanggung jawab, pupuk yang kita produksi harus melalui proses yang lebih efisien,” kata Rahmad.

(Ibnu Hariyanto)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |