PT Vale Terapkan ESG Lewat Penguatan Layanan Kesehatan di Morowali

6 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, MOROWALI — Puskesmas Bahomotefe di Kecamatan Bungku Timur, Morowali, Sulawesi Tengah, berdiri sebagai simbol perbaikan layanan kesehatan sekaligus wujud nyata penerapan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG) dalam praktik industri ekstraktif di Tanah Air. Kehadiran fasilitas ini menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertambangan dapat diarahkan tidak hanya pada penciptaan nilai ekonomi, tetapi juga pada peningkatan layanan publik di tingkat lokal.

Relevansi ini semakin kuat mengingat Morowali merupakan salah satu pusat industri ekstraktif berbasis nikel yang berkembang pesat di Indonesia. Nikel saat ini menjadi fokus global karena diproyeksikan sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik, pilar transisi energi bersih dunia. Indonesia, dengan cadangan nikel terbesar, berada pada posisi strategis. Namun, sorotan dunia tidak hanya pada kapasitas produksi, tetapi juga pada tata kelola serta keberlanjutan praktik penambangan.

Dalam iklim bisnis global yang semakin ketat, investor dan konsumen menuntut transparansi, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial. Tuntutan ini dikenal sebagai ESG imperative. Bagi perusahaan tambang, penerapan ESG menjadi keharusan untuk memperoleh social license to operate.

PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), dengan rekam jejak panjang di Sorowako, Sulawesi Selatan, menerjemahkan tuntutan tersebut ke dalam operasional di Morowali. Sejak tahap prakonstruksi, perusahaan menekankan keseimbangan antara kinerja ekonomi, tanggung jawab sosial, dan perlindungan lingkungan.

Implementasi konkret dari komitmen itu tercermin melalui revitalisasi Puskesmas Bahomotefe. Fasilitas kesehatan yang dibangun pada 2010 ini sebelumnya mengalami degradasi kualitas, mulai dari atap bocor, instalasi listrik seadanya, hingga sanitasi yang tidak memenuhi standar. Pada 2022, PT Vale melakukan renovasi menyeluruh yang rampung dalam setahun, mencakup perbaikan gedung, pembangunan pagar, penambahan fasilitas, serta hibah dua unit ambulans.

Selain infrastruktur, penguatan sumber daya manusia juga menjadi prioritas. Sebanyak 40 tenaga kesehatan mendapat pelatihan bersama trainer nasional, Dinas Kesehatan, dan Pemda Morowali. Layanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan, hingga pelayanan medis umum kini berjalan dengan standar yang lebih baik.

Program ini terintegrasi dalam Health Improvement Program yang menjadi bagian dari Indonesia Growth Project (IGP) Morowali. Proyek nikel terintegrasi senilai 2 miliar dolar AS ini meliputi penambangan di Bahodopi dan Bungku Timur, serta pembangunan fasilitas pengolahan berteknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) di Sambalagi. Hingga pertengahan 2025, konstruksi mencapai 95 persen dan ditargetkan beroperasi penuh pada akhir tahun.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |