16/06/2025 15:55 WIB
Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi membantah Indonesia condong ke blok tertentu.
Prabowo Tak Hadiri KTT G7 di Kanada Namun Bertemu Putin, Istana: Tak Condong ke Blok Manapun (FOTO:iNews Media Group/Binti M)
IDXChannel - Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi membantah Indonesia condong ke blok tertentu usai Presiden Prabowo Subianto memilih menghadiri undangan Presiden Rusia Vladimir Putin dibandingkan undangan negara-negara G7 di Kanada.
Diketahui, agenda di Rusia berlangsung pada 18-20 Juni 2025. Kepala Negara di Rusia akan bertemu dengan Presiden Putin dan menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025.
Sementara, Presiden Prabowo juga menerima undangan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 tahun 2025 di Kananaskis, Alberta, Kanada. Menurut informasi, KTT G7 di Kananaskis ini akan diselenggarakan pada 15 hingga 17 Juni 2025.
“Kita ini kan politik luar negerinya bebas aktif. Jadi tidak condong ke blok manapun. Kita tidak melihat dunia hitam putih. Jadi spekulasi-spekulasi semacam tadi, kayak cenderung ke blok ini, itu tidak ada,” kata Hasan saat Konferensi Pers di Kantor PCO, Jakarta, Senin (16/6/2025).
Hasan pun menuturkan politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif dan minat bergabung dengan forum manapun untuk kepentingan nasional. Dia mencontohkan jika Indonesia bergabung dengan BRICS misalnya, bukan berarti lebih condong kepada negara di perkumpulan tersebut, termasuk Rusia dan China. Begitu pun ketika Indonesia mengaksesi kerja sama ekonomi dengan OECD.
“Kalau OECD kan ada Amerika, ada negara-negara Eropa di sana. Nah, di saat yang bersamaan kita menjadi anggota BRICS, dan di saat yang bersamaan kita juga dalam proses menjadi anggota OECD,” kata Hasan.
“Jadi enggak condong ke manapun. Kalau klub-klub internasional itu, klub-klub multilateral itu memberikan keuntungan strategis kepada bangsa kita, kita akan join,” tuturnya.
Lebih lanjut Hasan menegaskan bahwa Indonesia tidak akan masuk ke blok militer atau pertahanan. Indonesia, akan masuk ke blok ekonomi yang menguntungkan bangsa.
“Kita enggak akan masuk ke dalam blok militer, blok pertahanan. Kita masuk dalam blok ekonomi selama itu menguntungkan buat bangsa kita. Jadi spekulasi kayak tadi harusnya kita taruh jauh-jauh dari pendirian politik luar negeri negara kita,” ujarnya.
(kunthi fahmar sandy)
Follow Saluran Whatsapp IDX Channel untuk Update Berita Ekonomi
Follow Berita IDX Channel di