Jakarta - Perusahaan Jepang GreenBank Corporation melakukan investasi US$ 1 miliar atau setara Rp 16,2 triliun di Proyek Strategis Nasional (PSN) Wiraraja Green Renewabe Energy & Smart Eco Industrial Park Pulau Galang, FTZ Batam. Investasi ini ditandai dengan penandatanganan Joint Venture Agreement dengan Wiraraja Strategic.
President Director Wiraraja Indonesia Akhmad Ma'ruf Maulana menerangkan, PSN Kawasan Industri Wiraraja Green Renewable Energy and Smart-Eco Industrial Park (GESEIP) tidak terlepas dari sinergi yang erat, dukungan, dan kebijakan dari pemerintah.
Adapun kebijakan dan dukungan yang disebutkan, Kementerian Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Kami yakin dan optimis bahwa Indonesia akan terus menjadi tujuan utama investasi global dan mampu bersaing secara kompetitif di kawasan," ucapnya, dalam keterangannya, dikutip Selasa (27/5/2025).
Ma'ruf juga mengatakan masuknya investasi sebesar US$ 1 miliar ini mencerminkan kepercayaan tinggi dari para investor, khususnya dari Jepang, terhadap arah kebijakan pembangunan nasional.
Menurutnya, hal ini juga tidak terlepas dari dukungan Presiden Prabowo Subianto yang telah menetapkan proyek tersebut sebagai bagian dari PSN dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Nomor 12 Tahun 2025 sampai dengan tahun 2030.
"Komitmen bersama ini menjadi fondasi kokoh dalam mewujudkan pembangunan industri hijau yang berdaya saing dan berkelanjutan," Ma'ruf yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI), dan Proyek Strategis Nasional (PSN) Kadin Indonesia.
Kemudian, Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bidang Hubungan Antar Lembaga Kurniawan Ariadi menggarisbawahi pentingnya produktivitas sebagai kunci transformasi ekonomi nasional.
"Kita harus beralih dari ekonomi berbasis tenaga kerja murah ke ekonomi berbasis pengetahuan, inovasi, dan keterampilan tinggi. Untuk itu, transformasi ekonomi Indonesia harus bersifat lintas sektor dan interdisipliner," ungkapnya.
Dia menegaskan, Indonesia saat ini sedang memastikan implementasi transformasi ekonomi melalui pilot program di tiga provinsi yaitu Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Bali. Selain tiga provinsi itu, Jawa Barat dipilih untuk menjadi pionir transformasi industri masa depan melalui smart integrated area.
Untuk diketahui, penandatanganan investasi ini dilaksanakan dalam forum bisnis bertajuk "Regional Infrastructure Investment Opportunities for Economic Transformation", di Paviliun Indonesia World Expo 2025 Osaka, Jepang, Kamis (22/5) lalu.
Kemudian, Wakil Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Metropolitan Rebana Bidang Hubungan Kerja Sama Budhiana Kartawijaya menambahkan, peluang investasi di daerah lain. Ia mencontohkan salah satu daerah yang dapat menjadi ladang investasi yang menarik Jawa Barat.
"Kami mengundang untuk berinvestasi di wilayah Jawa Barat yang kini sedang bertumbuh ini. Infrastruktur dan budaya adalah dua sisi dari satu koin," jelas Budhiana.
Ajakan yang sama untuk berinvestasi disampaikan Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepulauan Riau Joni Hendra Putra. Ia menawarkan investasi di Kepulauan Riau.
"Dengan status sebagai Free Trade Zone dan realisasi investasi pada 2024 sebesar Rp 47,26 triliun, Kepulauan Riau menawarkan peluang besar, terutama di sektor energi, digital, dan kawasan industri," jelas Joni.
Sementara itu, Konsul Jenderal RI Osaka John Tjahjanto Boestami menegaskan pentingnya kerja sama yang dihasilkan forum ini bagi transformasi ekonomi Indonesia.
"Infrastruktur, ekonomi hijau, dan hilirisasi industri adalah inti dari strategi menuju Indonesia Emas 2045. Hari ini, kita menyaksikan evolusi penting menuju kerja sama yang lebih terdesentralisasi dan multilevel antara Indonesia dan Jepang," jelas Konjen John. (ada/rrd)