Jakarta -
Saham produsen mobil listrik milik orang terkaya di dunia Elon Musk, Tesla, anjlok hingga 14% pada perdagangan Kamis (5/6/2025) usai Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik kontrak pemerintah untuk perusahaan-perusahaan Musk.
Melansir CNBC, Sabtu (7/6/2025), ancama ini disampaikan Trump buntut dari perang pernyataan antara dirinya dan Musk terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) belanja federal yang tengah digodok di Kongres.
Ancaman Trump inilah yang kemudian membuat nilai saham Tesla ambruk hingga 14% atau setara dengan US$ 152 miliar (Rp Rp 2.475,32 triliun jika dihitung dengan asumsi kurs Rp 16.285/dolar AS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntung dalam perdagangan Jumat (6/6) waktu setempat, nilai saham Tesla sempat menguat hingga 5% imbas sentimen positif para investor usai pemerintah AS melaporkan kenaikan jumlah lampangan kerja Negeri Paman Sam yang lebih tinggi dari perkiraan pada Mei kemarin.
Meski dengan reli tersebut saham Tesla tercatat masih turun sekitar 21% sepanjang 2025 ini. Sementara jika dilihat secara mingguan nilai saham Tesla sudah turun hampir 18%.
Kondisi ini terlihat semakin parah jika dilihat secara tahunan, di mana saham produsen mobil listrik tersebut sudah turun hampir 30%. Sementara dalam pantauan detikcom di situs pencarian Google nilai saham produsen mobil listrik milik Musk per hari ini sudah berada di US$ 295,14 atau naik 10,44 basis poin (3,67%).
"Salah satu hal tentang Elon Musk adalah ketika dia melakukan semuanya, dia akan melakukannya sepenuhnya," kata Walter Isaacson selaku penulis biografi Musk kepada 'Squawk Box" CNBC pada Kamis (5/6) kemarin.
"Dia adalah seseorang yang tidak benar-benar terkalibrasi dalam hal-hal ini dan dia benar-benar kesal," sambungnya.
Meski saham Tesla dalam dua hari terakhir sudah mulai mengalami peningkatan, Musk dinilai masih perlu berhati-hati mengingat ancaman pencabutan kontrak yang dilontarkan Trump ini tidak hanya menyasar perusahaan kendaraan listrik miliknya.
Sebab selain Tesla, Musk masih memiliki perusahaan satelit dan ekspedisi luar angkasa SpaceX, platform media sosial X, dan perusahaan rintisan teknologi otak Neuralink, yang kini turut menghadapi kritik keras dari pemerintah imbas perselisihan dengan Trump itu.
(igo/hns)