Pendapatan Naik, Sri Mulyani Senang APBN Akhirnya Surplus

1 day ago 7

Foto Bisnis

Pradita Utama - detikFinance

Jumat, 23 Mei 2025 20:00 WIB

Jakarta - APBN berbalik surplus Rp 4,3 T usai defisit 3 bulan awal tahun. Penerimaan pajak jadi penyumbang terbesar Rp 557,1 T.

APBN berbalik surplus Rp 4,3 T usai defisit 3 bulan awal tahun. Penerimaan pajak jadi penyumbang terbesar Rp 557,1 T.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Konferensi Pers APBN KITA di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/5/2025).

APBN berbalik surplus Rp 4,3 T usai defisit 3 bulan awal tahun. Penerimaan pajak jadi penyumbang terbesar Rp 557,1 T.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) surplus setelah tiga bulan berturut-turut alami defisit. Per April 2025 APBN surplus Rp 4,3 triliun atau setara dengan 0,02% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

APBN berbalik surplus Rp 4,3 T usai defisit 3 bulan awal tahun. Penerimaan pajak jadi penyumbang terbesar Rp 557,1 T.

Surplus APBN ini berarti pendapatan negara lebih besar dibanding jumlah pengeluaran atau belanja negara.

APBN berbalik surplus Rp 4,3 T usai defisit 3 bulan awal tahun. Penerimaan pajak jadi penyumbang terbesar Rp 557,1 T.

Tercatat bahwa pendapatan negara mencapai Rp 810,5 triliun atau 27% dari target, sementara belanja negara terealisasi sebesar Rp 806,2 triliun atau 22,3% dari target.

APBN berbalik surplus Rp 4,3 T usai defisit 3 bulan awal tahun. Penerimaan pajak jadi penyumbang terbesar Rp 557,1 T.

Sri Mulyani menyebut pembalikan dari defisit ke surplus ini dikarenakan adanya percepatan dari sisi pendapatan negara, dibandingkan realisasi belanja negara. Saat itu defisit pada awal tahun dikarenakan penerimaan negara yang seret.

APBN berbalik surplus Rp 4,3 T usai defisit 3 bulan awal tahun. Penerimaan pajak jadi penyumbang terbesar Rp 557,1 T.

Lebih rinci dijelaskan, pendapatan negara yang terkumpul Rp 810,5 triliun sampai April 2025 berasal dari penerimaan pajak (Rp 557,1 triliun), kepabeanan dan cukai (Rp 100 triliun), serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mencapai Rp 153,3 triliun.

APBN berbalik surplus Rp 4,3 T usai defisit 3 bulan awal tahun. Penerimaan pajak jadi penyumbang terbesar Rp 557,1 T.

Sementara itu, belanja negara yang mencapai Rp 806,2 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat yakni belanja K/L (Rp 253,6 triliun) dan belanja non K/L (Rp 293,1 triliun), serta transfer ke daerah (Rp 259,4 triliun).

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |