Pemilik Kapal Se-Asia Kumpul di Senayan, Ini yang Dibahas

19 hours ago 9

Para pemilik kapal se- Asia yang tergabung dalam Asian Shipowners’ Association (ASA) hari ini berkumpul dalam Rapat Umum Tahunan ke-34 di JCC Senayan, Jakarta.

Asian Shipowners' Association (ASA) menggelar Rapat Umum Tahunan ke-34 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (27/5/2025). (Foto: Istimewa)

Asian Shipowners' Association (ASA) menggelar Rapat Umum Tahunan ke-34 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (27/5/2025). (Foto: Istimewa)

IDXChannel – Para pemilik kapal se- Asia yang tergabung dalam Asian Shipowners’ Association (ASA) hari ini berkumpul dalam Rapat Umum Tahunan ke-34 di JCC Senayan, Jakarta. Rapat yang diselenggarakan Federation of ASEAN Shipowners' Associations (FASA) itu dihadiri sekitar 200 perwakilan dari asosiasi-asosiasi anggota ASA. 

"Dalam AGM ASA yang ke-34 ini, kami menegaskan kembali peran sentral Asia dalam membentuk masa depan industri pelayaran global," ujar Ketua ASA Carmelita Hartoto dalam acara Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 di JCC Senayan, Selasa (27/5/2025). 

Melalui pertemuan tersebut, mereka membahas lima isu spesifik terkait tantangan industri pelayaran yang bersumber dari laporan masing-masing komite ASA. Isu pertama menyangkut prioritas dalam melindungi kesehatan mental awak kapal. 

Carmelita mengatakan, pelaut adalah tulang punggung perdagangan global yang tak tergantikan, yang memastikan pergerakan barang-barang penting melintasi samudra tanpa gangguan. Namun, peran penting mereka harus dibayar mahal, karena bertahan dalam isolasi yang berkepanjangan, dan berpisah dengan orang yang mereka cintai dalam waktu yang lama. 

Beban stres yang terkumulasi ini secara signifikan meningkatkan risiko kecemasan dan depresi, yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan mental. 

Kedua, ASA menegaskan peran yang sangat penting dari pembatasan tanggung jawab dalam menjaga masa depan perdagangan maritim internasional.  Menurut Carmelita, melemahkan atau menghapuskan batasan tanggung jawab akan membawa dampak yang mendalam dan luas. Langkah tersebut akan meningkatkan biaya, menghambat investasi, serta mengganggu kelayakan asuransi dalam operasional pelayaran. Ada konsekuensi negatif yang akan merambat ke berbagai sektor ekonomi dan berdampak pada konsumen di seluruh dunia.

Halaman : 1 2 3

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |