Menteri UMKM Minta Ojol Tak Ributkan Tarif Bagi Hasil 20%, Kasih Saran Ini

3 months ago 38

Jakarta -

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurahman meminta para pengemudi ojek online (ojol) untuk tidak mempermasalahkan besaran tarif bagi hasil antara pemilik aplikasi dengan pengemudi.

Perihal ini disampaikan Maman tepat satu hari usai ratusan pengemudi transportasi online melangsungkan aksi demonstrasi di Patung Kuda, Jakarta Pusat, yang salah satu permintaannya adalah menurunkan besaran tarif bagi hasil dari 20% menjadi 10%.

Maman menjelaskan sebelumnya ia sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan pengelola aplikasi ojek online GoTo dan Grab. Kemudian sore ini dirinya juga baru berjumpa dengan perwakilan dari aplikasi Maxim dan InDrive di kantornya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pertemuan tersebut, ia mendapati besaran tarif yang dikenakan setiap aplikasi berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Di mana tidak ada yang mengenakan tarif bagi hasil lebih dari 20%

"Di GoTo dan di Grab terkait skema bagi hasil rata-rata semuanya di angka 14% plus sampai 20%, range-nya. Ini di teman-teman Maxim, tadi saya ngobrol tarif ataupun skema bagi hasilnya diangka 8-13% itu range-nya. Nah di InDrive itu di 10,54% average-nya," kata Maman saat ditemui wartawan di Kantor Kementerian UMKM, Rabu (21/5/2025).

Karena perbedaan besaran tarif bagi hasil yang dipatok masing-masing pemilik aplikasi, ia menyarankan kepada para mitra pengemudi yang merasa keberatan dengan besaran tarif dari satu aplikasi untuk berpindah menggunakan aplikasi lain yang memiliki tarif lebih rendah.

"Jadi kalau misalnya ada teman-teman ojek online yang kurang berkenan dengan tarif 15-20%, saya rasa bisa menggunakan Maxim yang tarif bagi hasilnya 8-13%, bisa pakai InDrive yang kurang lebih 10,54%. Jadi saya pikir disederhanakan kayak begitu saja," ucapnya.

Menurutnya fleksibilitas mitra pengemudi online untuk memilih aplikasi mana yang akan digunakan sesuai besaran tarif bagi hasil yang dirasa sesuai keinginan menjadi penting untuk menjaga ekosistem usaha digital yang satu ini.

Terlebih mengingat banyak UMKM yang ikut terlibat dalam jaringan ekosistem aplikasi seperti merchant penjualan makanan dan minuman, menurutnya polemik terkait bagi hasil antara ojol dengan aplikator harus segera diselesaikan.

"Nah maka dari itu saya selaku Menteri UMKM, di mana di dalam aplikator itu juga ada merchant-merchant tuh, ada pengusaha-pengusaha mikro yang jualan makanan, minuman, segala macam, banyak pihak yang bergantung di sini. Maka dari itu kami mendorong, kita fleksibilitas saja, toh juga teman-teman ojek online tidak ada yang dilarang untuk menggunakan lebih dari 2 atau 3 aplikator," pungkasnya.

(igo/fdl)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |