Memendam Emosi Sama dengan Menabung Penyakit

3 hours ago 1

Image Nayla Dzakira Labibah

Edukasi | 2025-10-19 22:56:29

Pernahkan anda merasa lebih mudah sakit sakitan saat ditekan oleh banyak tugas atau bahkan tuntutan dari lingkungan sekitar?. Contohnya seperti merasa pusing dan sakit perut ketika ada hal yang menggangu fikiran atau tiba-tiba saja pilek saat mengingat banyak tugas yang belum terselesaikan padahal sebelumnya sehat dan dalam kondisi yang fit. Ini mungkin tanda yang diberikan tubuh anda sebagai tanda bahwa anda sedang stress.

Orang-orang sering memendam emosi nya karena berbagai alasan mereka masing-masing. Mulai dari yang tidak memiliki tempat untuk melampiaskan emosi mereka sampai luka dari masa lalu yang mungkin masih membekas dalam hati mereka.Anda mungkin pernah atau bahkan memiliki kebiasaan memendam emosi, namun alih alih membuat anda merasa lega, memendam emosi justru akan membuat anda semakin terbebani oleh emosi negatif yang tidak tersalurkan tersebut.Faktanya 90% penyakit yang dialami oleh manusia berasal dari fikiran dan 10% sisannya berasal dari makanan.

Perasaan-perasaan yang sering dianggap sepele seperti kesepian, Stress, dan Emosi negatif seperti Amarah inilah yang jika dibiarkan terpendam dan menumpuk dalam hati serta fikiran akan berdampak buruk bagi tubuh.Saat stress tubuh akan memproduksi Hormon Kortisol yang dalam jangka waktu Panjang kadar Kortisol yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan produksi sel-sel kekebalan tubuh termasuk Limfosit (sel darah putih). Berikut contoh dari memendam emosi tersebut :

1. Menyimpan emosi berupa dendam

Memiliki dendam dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dan merusak sistem imun karena stress kronis. Orang yang menyimpan dendam biasanya hidup dalam keadaan tegang, yang meningkatkan hormon stress Kortisol dan peradangan dalam tubuh. Sikap memaafkan memiliki efek sebaliknya karena dapat membantu sistem kekebalan tubuh berfungsi lebih baik dan meningkatkan hormon perasaan baik seperti serotonin dan oksitosin.

2. Stress karena kebanyakan fikiran

Dalam sebuah jurnal penelitian terhadap responden berusia 51-60 tahun dengan gaji kurang dari satu juta. Rata-rata didominasi oleh distres psikologi tingkat sedang yaitu sebanyak 14 responden (66,7%), 5 responden (23,8%) mengalami distres psikologi tinggi dan 2 responden (9,5%) mengalami distres psikologi ringan. Orang yang memilili kadar stress di Tingkat tinggi memiliki resiko penyakit jantung koroner (PJK) yang lebih besar daripada orang dengan Tingkat stress yang ringan. Ini karena Stress memicu semburan adrenalin dan zat katekolamin yang dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah ke jantung sehingga dapat mengganggu suplai darah ke jantung

Kesimpulannya perasaan yang dipendam tidak hanya menimbulkan dampak buruk secara mental namun dampaknya dapat juga terasa secara fisik. Meningkatnya hormon Kortisol dapat menurunkan imun tubuh. Meskipun efeknya tidak secara langsung terasa namun tetap saja tidak baik jika dibiarkan terlalu lama.Dalam pandangan islam emosi yang dipendam terlalu lama sampai mengendap dalam hati dapat merusak jiwa, fikiran juga menjadi tidak jernih. “ Stress yang ditimbulkan pada tubuh dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung. Efek lainnya berupa kesulitan mengingat.” Ujar Dr. Mullen

Atas semua dampak dan efek negatif dari memendam emosi yang telah disebutkan diatas, alangkah baiknya jika kita dapat mengenali diri sendiri dan berkata jujur terhadap diri sendiri. Tuhan menciptakan kita, manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan untuk satu sama lain agar dapat bahu-membahu menopang suka dan duka didunianya. Menurut Biro Sensus Amerika Serikat, setidaknya terdapat 8,2 miliar jiwa manusia yang terhitung saat ini, dari sekian banyak orang itu meningkatkan kemungkinan orang yang memiliki nasib, pengalaman, dan perasaan yang menyerupai dengan milik anda. Karena itu, Anda tidak perlu menahan emosi itu lagi sendiri. Anda hanya perlu keluar dan melihat betapa banyak orang yang juga mengalami dan merasakan kejadian yang sama seperti anda.

Percayalah bahwa manusia tidak diciptakan untuk sendirian, sebagaimana Adam yang tetap merasa kesepian di dalam surga penuh kenikmatan sehingga tuhan memberikannya pasangan.Terdapat beberapa tips yang bisa anda praktekkan :

• Tanyakan kepada diri Anda sendiri, perasaan apa yang sedang Anda rasakan saat ini. Pahami perasaan yang anda rasakan sebelum bercerita kepada orang lain

• Cobalah untuk mengungkapkan perasaan Anda melalui suatu media jika kesulitan untuk mengungkapkannya secara langsung, misalnya dengan mencari lagu yang cocok dengan perasaan anda atu dengan menuliskan perasaan anda dalam jurnal.

• Ceritakan perasaan Anda kepada orang yang Anda percayai.

• Dengarkan saat orang lain sedang mengungkapkan perasaan mereka, agar secara tidak langsung Anda terbiasa dengan sikap terbuka dan bisa menerapkannya pada diri Anda sendiri.

Referensi:

The effect of stress and their impact on your health(2025).Cigna.com.https//www.cigna.com/knowledge-center/effect-of-stress-and-their-impact-on-your-health.

dr. Kevin Andrian(2024, November 1).Jangan Anggap Sepele,Ini Bahya Memendam Emosi.Alodokter.https://www.alodokter.com/jangan-anggap-sepele-ini-bahaya-memendam-emosi

Alina Ramadani.(2021 Februari 21).Bahaya menyimpan Dendam Bagi Kesehatan.Universita Airlangga. https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/688-bahaya-menyimpan-dendam-bagi-kesehatan

Iestri Kusumah(2024, Mei 9).Aku Gatau Ini Kalo Gak Belajar Biopsikologi Diperkuliahan Psikologi[Video Shorts]. https://youtube.com/shorts/GnKXdbTb4Z8?si=3P-BoXu16BFSIMCC

Endang Krisnawati,Crisyen Damanik&Kristi Layun Rining(2021).Studi Deskriptif:Distress Psikologi Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner.Jurnal Keperawatan Wiyata,2(2),41-50

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |