Likuiditas Kuat, Bank Mandiri Siap Salurkan Kredit untuk UMKM dan Rumah Tangga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri memperkuat likuiditasnya untuk memastikan dana tersedia bagi masyarakat dan pelaku usaha. Hingga Juni 2025, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp1.459,9 triliun atau naik 11,2 persen dibanding tahun sebelumnya, di atas rata-rata industri.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini menegaskan, likuiditas yang sehat memungkinkan bank menyalurkan kredit lebih luas, termasuk bagi UMKM dan rumah tangga. “Fokus kami adalah mendorong pertumbuhan dana berbasis transaksi, baik di segmen wholesale maupun ritel, sehingga biaya dana tetap efisien,” ujarnya dalam Paparan Publik Laporan Keuangan Triwulan II/2025 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang digelar secara daring, Jumat (19/9/2025).

Rasio LDR (loan to deposit ratio) tercatat 90,2 persen, menunjukkan ketersediaan dana cukup untuk menyalurkan kredit. Basis dana murah atau CASA (Current Account Saving Account) juga meningkat menjadi 78,4 persen, memperkuat kemampuan bank menyediakan pinjaman dengan suku bunga kompetitif.

Bank Mandiri memanfaatkan likuiditas ini untuk mendukung program pemerintah, termasuk pembiayaan sektor produktif yang berorientasi ekspor, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan program rumah murah dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Selain itu, UMKM juga mendapat manfaat dari Livin’ Merchant dan berbagai layanan digital yang mempermudah transaksi sehari-hari.

“Dengan likuiditas optimal, kami bisa menyalurkan kredit tepat sasaran, menjaga kualitas aset, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang langsung dirasakan masyarakat,” kata Novita.

Hingga paruh pertama 2025, strategi ini tercermin dari pertumbuhan kredit sebesar 11 persen year-on-year, termasuk segmen mikro produktif yang naik 12,6 persen, menunjukkan peran Bank Mandiri dalam mendorong ekonomi kerakyatan di seluruh daerah.