Jakarta -
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) resmi menyepakati perjanjian jual beli gas (PJBG) di perhelatan akbar Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex di ICE BSD, Tangerang, Banten, Selasa (20/5/2025).
Dalam perjanjian ini, KPI akan menggunakan pasokan gas jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan gas di kilang Balongan yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman menjelaskan, PJBG ini menjadi upaya sinergi dan kerja sama antar sub holding Pertamina. Melalui perjanjian ini, ia optimis dapat memenuhi gas dalam jangka panjang untuk kilang Balongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya perjanjian ini, ketersediaan pasokan gas jangka panjang untuk kilang Balongan akan terjamin, dan diharapkan rencana peningkatan pasokan gas dari ladang gas OO-OC-OX di Wilayah Kerja ONWJ dapat beroperasi tepat waktu pada awal tahun 2026," ujar Taufik dalam keterangannya, Rabu (21/05/2025).
Dengan begitu, volume suplai gas yang akan diperoleh KPI untuk Kilang Balongan akan mencapai 23 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD). Taufik berharap pasokan gas ini dapat meningkatkan keandalan operasional kilang KPI untuk memastikan ketersediaan bahan bakar minyak untuk kebutuhan domestik.
Dalam perhelatan IPA Convex 2025, KPI juga menandatangani amandemen PJBG dengan EMP Bentu Limited untuk kebutuhan gas di Kilang Dumai. Amandemen ini bertujuan untuk memperpanjang periode pasokan gas dari Wilayah Kerja Bentu hingga tahun 2028.
Selain itu, kesepakatan dengan EMP juga dilakukan untuk memaksimalkan upaya pengambilan Gas Make-Up di Kilang Dumai. "EMP Bentu Limited merupakan salah satu mitra strategis kami. Berkat dukungan dari Kementerian ESDM dan SKK Migas, kerjasama dengan EMP akan dapat menjamin keamanan pasokan gas dan mendukung operasional kilang KPI," terangnya.
Ia menambahkan, penandatanganan dua PJBG tersebut bukan hanya sekadar bisnis semata. Menurutnya, ini merupakan wujud komitmen KPI untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dengan cara yang lebih ramah lingkungan.
Karenanya, penggunaan gas dalam operasional kilang juga menjadi salah satu upaya KPI untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong dekarbonisasi. Taufik menilai, langkah ini sejalan dengan komitmen KPI dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.
Upaya tersebut juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGS) poin 7 dan 13, yakni mewujudkan energi bersih dan terjangkau, serta tindakan untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
"Penggunaan gas sebagai fuel untuk pengolahan minyak di kilang juga akan meningkatkan efisiensi kilang dan menghasilkan emisi yang lebih bersih sehingga dapat meningkatkan kontribusi KPI pada pengurangan emisi," tutupnya.
Baca terus informasi terbaru terkait IPA Convex 2025 di dtk.id/ipaconvex2025
Tonton juga Video: IPA Convex 2024 Jadi Momentum Bagi Ketahanan Energi Indonesia
(rrd/rrd)