Istana Ungkap Alasan Dirjen Bea Cukai Orang Militer: Butuh Sosok Berani!

14 hours ago 1

Jakarta -

Sektor kepabeanan kini diperkuat oleh petinggi yang berlatar belakang militer. Djaka Budhi Utama baru dilantik menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.

Djaka memiliki latar belakang militer dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal TNI AD. Dia sempat mendapatkan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto beberapa hari lalu di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Istana buka-bukaan alasan orang berlatar belakang militer dipilih jadi Dirjen Bea Cukai. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan Ditjen Bea dan Cukai memang perlu dipimpin sosok yang berani, maka dari itu orang militer diajukan untuk memimpin instansi penerimaan negara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pertanyaannya kenapa Bea Cukai ditugaskan dari unsur TNI, nah saudara-saudara mesti paham bahwa Bea Cukai ini setelah kita pelajari, itu membutuhkan sosok yang memang harus berani," sebut Prasetyo saat berbincang dengan wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025).

Sebab, menurutnya banyak sekali potensi pelanggaran yang terjadi di sektor kepabeanan, misalnya penyelundupan barang ilegal.

"Kita semua paham bahwa banyak sekali pelanggaran-pelanggaran itu yang masuknya melalui jalur Bea Cukai. Contoh adalah misalnya penyelundupan-penyelundupan, barang-barang ilegal, nah ini kan masuknya melalui jalur Bea Cukai," papar Prasetyo.

Sosok Djaka yang berlatar belakang militer dinilai memiliki kemampuan koordinasi lintas wilayah yang dapat menunjang tugasnya.

"Kita berdiskusi bahwa kita membutuhkan sosok yang memiliki kemampuan untuk berkoordinasi lintas wilayah, lintas instansi, lintas kementerian, karena jalur-jalur masuknya pos-pos Bea Cukai ini kan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan ini beliau tidak akan bekerja sendiri ya. Sekali lagi, untuk beberapa hal memang kita akan bekerja keras untuk kita keroyok bersama-sama," tegasnya.

Prasetyo mengatakan, Djaka sudah mundur dari satuan TNI agar proses penunjukannya sebagai Dirjen Bea dan Cukai tidak melanggar semua ketentuan yang ada.

"Jadi beliau sudah mengundurkan diri secara peraturan perundang-undangan sudah tidak ada yang dilanggar," pungkas Prasetyo.

Tercatat sebelumnya sudah dua kali pimpinan Bea Cukai pernah dipimpin orang militer. Pertama adalah Wahono pada 1981-1983, yang pernah menjabat sejumlah posisi strategis di TNI (dulu ABRI/Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

Wahono tidak aktif lagi sebagai anggota ABRI atau menjadi purnawirawan sejak 1978. Artinya, dia menjabat menjadi Dirjen Bea Cukai setelah tidak aktif di TNI.

Orang militer kedua yang pernah memimpin Bea Cukai adalah Brigjen Drs. Hardjono pada 1986-1988. Penunjukan itu dimaksudkan untuk menegakkan pengawasan dan beragam penyelewengan yang sebelumnya rawan dengan instansi tersebut.

(hal/ara)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |