Imigrasi Labuan Bajo bentuk Timpora Kabupaten Ngada awasi WNA.
REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO, – Kantor Imigrasi Kelas II Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, membentuk Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) di Kabupaten Ngada. Langkah ini diambil untuk memperkuat sinergi dan koordinasi antarinstansi dalam mengawasi keberadaan dan kegiatan warga negara asing (WNA) di daerah tersebut.
Menurut Charles Christian Mathaus, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, pembentukan dan koordinasi Timpora bertujuan meningkatkan sinergitas antarinstansi pemerintah dalam bidang pengawasan keimigrasian. Hal ini disampaikan dalam sambungan telepon dari Labuan Bajo pada Selasa.
Selain pembentukan Timpora, pihak Imigrasi juga melakukan rapat koordinasi dan pencanangan Desa Mukuvoka di Kecamatan Bajawa sebagai Desa Binaan Imigrasi. Timpora yang telah terbentuk ini bukan sekadar forum diskusi, melainkan sarana kerja sama konkret dalam pertukaran data dan informasi, terutama dengan meningkatnya arus wisatawan asing ke Kabupaten Ngada.
Charles menjelaskan bahwa pengawasan yang terkoordinasi penting untuk mencegah potensi pelanggaran hukum dan menjaga keamanan wilayah. Setiap instansi diharapkan dapat aktif memberikan laporan dan informasi terkini mengenai keberadaan orang asing di wilayah tugas masing-masing.
Desa Mukuvoka Jadi Desa Binaan Imigrasi
Desa Mukuvoka ditetapkan sebagai Desa Binaan Imigrasi sebagai bagian dari strategi pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan pelanggaran keimigrasian lainnya melalui pendekatan edukatif dan partisipatif. Sebagai simbolisasi, Imigrasi Labuan Bajo menyerahkan surat keputusan (SK) Pembentukan Desa Binaan Imigrasi kepada Sekretaris Desa Mukuvoka, Nikolaus Redo.
Program pembinaan ini diharapkan dapat membentuk desa-desa yang mandiri, sadar hukum, dan berdaya menghadapi ancaman kejahatan transnasional.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Ngada melalui Alfian, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Ngada, menyambut baik pembentukan Timpora. “Kami mengapresiasi terselenggaranya rapat koordinasi Timpora ini sebagai bentuk nyata sinergi antarinstansi,” ujarnya.
Alfian menekankan pentingnya deteksi dini terhadap potensi pelanggaran oleh orang asing, mengingat meningkatnya mobilitas wisatawan mancanegara ke wilayah tersebut. Ia juga mengapresiasi pemilihan Desa Mukuvoka sebagai desa binaan, yang diharapkan mampu meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara