Truk yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, Ahad (27/7/2025). Bantuan kemanusiaan mulai memasuki Gaza menyusul diberlakukannya jeda aktivitas militer taktis lokal di tiga wilayah berpenduduk padat di Gaza selama 10 jam sehari. Selama jeda aktivitas militer, bantuan kemanusiaan diizinkan masuk di Kota Gaza, Deir al-Balah dan Muwasi.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Otoritas lokal di Pemerintah Gaza mengungkapkan, hanya sekitar 480 truk bantuan memasuki wilayah yang terkepung itu pada 15 Oktober berdasarkan perjanjian gencatan senjata dengan Israel.
Kantor Media Pemerintah Gaza, Kamis (16/10/2025), mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa total ada sejumlah 653 truk bantuan telah diizinkan masuk ke wilayah tersebut sejak kesepakatan gencatan senjata berlaku pada 10 Oktober.
Fase pertama kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku berdasarkan rencana yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump dalam rangka mengakhiri perang Israel yang telah berlangsung selama dua tahun di wilayah kantung Palestina tersebut.
Berdasarkan perjanjian tersebut, 600 truk bantuan kemanusiaan seharusnya memasuki Gaza setiap hari, termasuk truk yang membawa bahan bakar dan gas untuk memasak.
Pada Ahad (12/10/2025), Israel hanya mengizinkan masuknya 173 truk bantuan, termasuk tiga truk yang membawa gas untuk memasak dan enam truk yang membawa bahan bakar, tetapi tidak ada pengiriman bantuan yang diizinkan masuk pada dua hari setelahnya, menurut Isamil al-Thawabta, direktur kantor media tersebut.
Kantor tersebut menekankan dalam pernyataannya bahwa jumlah bantuan yang sampai ke Gaza masih sangat terbatas, menggambarkannya sebagai "setetes air di lautan kebutuhan."
Ditegaskan bahwa Gaza membutuhkan 600 truk bantuan setiap hari untuk memastikan pasokan bahan bakar, gas untuk memasak, serta bantuan darurat dan material medis yang stabil.
sumber : Antara