DPR AS Desak Larangan AI China di Instansi Pemerintah

2 months ago 46

Perang Dingin AS-China kini berada dalam dimensi baru. Persaingan AI kini menjadi inti rivalitas kedua negara.

 Arsip)

Sistem kecerdasan buatan asal China, DeepSeek, mengguncang jagat teknologi karena biaya pengembangannya yang murah dengan performa yang mumpuni. (Foto: Arsip)

IDXChannel – Sejumlah legislator AS dari Partai Republik dan Partai Demokrat pada Rabu (25/6/2025) berkomitmen untuk meloloskan RUU yang akan melarang penggunaan sistem kecerdasan buatan (AI) buatan China masuk ke instansi pemerintah federal negara itu. Mereka juga bertekad untuk memastikan Amerika Serikat unggul dalam persaingan AI global melawan China. 

Ketua Komite Khusus DPR AS untuk Masalah China, John Moolenaar, membuka sidang di Capitol Hill (Gedung Parlemen AS) dengan pernyataan serius. “Kita sedang menghadapi Perang Dingin baru, dan AI menjadi teknologi strategis utamanya. Keseimbangan kekuatan di masa depan akan sangat bergantung pada siapa yang memimpin di bidang ini,” ujarnya seperti dikutip Associates Press (AP), Rabu (25/6/2025) waktu AS.

Sidang itu digelar sekitar lima bulan setelah start-up China, DeepSeek, meluncurkan model AI yang mampu menyaingi performa OpenAI dan Google dengan biaya pengembangan jauh lebih rendah. Hal itu memicu kekhawatiran Washington bahwa China mulai menyusul AS meskipun akses ke chip dan teknologi kunci ke Beijing telah dibatasi.

Persaingan ini kini menjadi inti rivalitas AS-China. Para saksi di sidang menegaskan bahwa kemenangan AS sangat krusial.

Thomas Mahnken dari Center for Strategic and Budgetary Assessments menyatakan bahwa kedua negara tengah bersaing dalam kompetisi teknologi-keamanan jangka panjang yang akan membentuk tatanan politik global ke depan.

Sementara Jack Clark dari Anthropic mengatakan, AI mencerminkan nilai-nilai masyarakat pembuatnya. “AI dari demokrasi akan menghasilkan teknologi yang menguntungkan umat manusia, sedangkan AI dari negara otoriter akan terikat dengan sifat otoritarianisme. Kita perlu bertindak tegas agar AS tetap unggul,” klaimnya. 

Chris Lehane dari OpenAI sebelumnya juga menyebutkan di Paris bahwa persaingan antara "AI demokratis" dan "AI otoriter" kini sangat nyata dengan taruhan besar bagi masa depan global.

Halaman : 1 2

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |