Ditahan Israel, Warga Palestina Disiksa, Dilecehkan hingga Dilarang Tidur

2 days ago 9

Ditahan Israel, Warga Palestina Disiksa, Dilecehkan hingga Dilarang Tidur

Kondisi warga Palestina sebelum dan sesudah ditahan Israel (Reuters)

KAIRO - Warga Palestina mengungkapkan pengalaman mengerikan saat berada di tahanan Israel. Mereka mengalami kekerasan fisik dan psikologis, penyiksaan, hingga pelecehan. 

Seorang binaragawan Palestina Moazaz Obaiyat yang dulunya berotot dan kuat menjalani sembilan bulan di tahanan Israel. Setelah dibebaskan pada Juli lalu, ia tak dapat berjalan tanpa bantuan, melansir Reuters, Rabu (1/1/2025). 

Kemudian, dalam penggerebekan menjelang fajar di rumahnya pada bulan Oktober, tentara Israel menahannya lagi.

Sebelum ditangkap kembali, ayah lima anak berusia 37 tahun itu didiagnosis menderita PTSD parah oleh Rumah Sakit Jiwa Bethlehem, terkait dengan waktunya di penjara Ktz'iot yang terpencil di Israel. Ini berdasarkan catatan medis yang dilihat dari rumah sakit tersebut, sebuah klinik umum di Tepi Barat yang diduduki.

Catatan tersebut mengatakan Obaiyat menjadi sasaran "kekerasan fisik dan psikologis serta penyiksaan" di penjara. Menggambarkan gejala-gejala termasuk kecemasan parah, menarik diri dari keluarganya dan menghindari diskusi tentang peristiwa traumatis dan kejadian terkini. 

Dugaan pelecehan dan kekerasan psikologis terhadap tahanan Palestina di penjara dan kamp Israel kembali menjadi sorotan di tengah meningkatnya upaya mediator internasional pada bulan Desember untuk mengamankan gencatan senjata yang dapat membebaskan ribuan narapidana yang ditahan selama perang Gaza dan sebelumnya. Ini sebagai imbalan atas sandera Israel yang ditawan kelompok Palestina Hamas di Gaza.

Jika tahanan dibebaskan dalam kesepakatan apa pun di masa mendatang, mereka memerlukan perawatan medis jangka panjang untuk pemulihan. 

"Akan memerlukan perawatan medis jangka panjang untuk pulih dari pelecehan fisik dan psikologis yang mereka alami," kata Qadoura Fares, Kepala Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan, sebuah badan pemerintah di Tepi Barat. 

Fares mengatakan dia mengetahui kasus Obaiyat.

Untuk berita ini, Reuters berbicara kepada empat pria Palestina yang ditahan oleh Israel sejak pecahnya perang setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Semuanya ditahan selama berbulan-bulan, dituduh berafiliasi dengan organisasi ilegal, dan dibebaskan tanpa didakwa secara resmi atau dihukum atas kejahatan apa pun.

Semua menggambarkan luka psikologis yang bertahan lama yang mereka kaitkan dengan berbagai penyiksaan termasuk pemukulan, kekurangan tidur dan makanan, serta penahanan berkepanjangan dalam posisi yang menekan selama mereka berada di dalam penjara. 

Laporan mereka konsisten dengan berbagai investigasi oleh kelompok hak asasi manusia yang melaporkan berbagai penyiksaan berat terhadap warga Palestina di tahanan Israel.

Sebuah investigasi yang diterbitkan kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Agustus menggambarkan laporan yang didukung bukti tentang "penyiksaan, penyerangan seksual, dan pemerkosaan yang meluas, di tengah kondisi yang sangat tidak manusiawi" di penjara sejak perang dimulai. 

Kantor PBB juga mengatakan, serangan Hamas pada 7 Oktober dapat dianggap sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Gedung Putih menyebut laporan penyiksaan, pemerkosaan, dan penyiksaan di penjara Israel "sangat memprihatinkan."

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |