Bagas Abdiel , Jurnalis-Minggu, 29 Desember 2024 |11:47 WIB
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo kala berlaga. (Foto: PBSI)
JAKARTA – Kepala pelatih ganda putra pratama pelatnas PBSI, Chafidz Yusuf, sudah persiapkan cara untuk temukan the next Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Dia memastikan tak akan ragu membongkar pasang anak asuhnya.
Hal ini akan dilakukan Chafidz jika pasangan yang sudah ada saat ini mengalami stagnan. Saat ini, ganda putra pratama memiliki delapan pemain dengan tiga pasangan tetap.
Ketiga pasangan itu adalah Raymond Indra/Patra Harapan Rindorindo, Nikolaus Joaquin/Muhammad Al Farizi, dan Adrian Pratama/Jonathan Farrell Gosal. Sementara itu, dua pemain lainnya adalah Daniel Edgar Marvino dan M. Putra Erwiansyah. Kedua pemain tersebut ditinggal pasangannya masing-masing yang mengalami degradasi.
1. Kiprah Ganda Putra Pelatnas PBSI
Sejauh ini, performa ganda putra pratama memang terbilang kurang maksimal. Pada tahun ini, hanya Raymond/Patra yang tercatat lebih menonjol dengan dua kali tampil ke final Vietnam Open dan Indonesia Masters II 2024.
Adapun Nikolaus/Al Farizi pernah menjuarai Slovenia Open 2024 namun setelah itu mengalami penurunan drastis. Karena itu, PR besar akan dialami Chafidz sebagai pelatih baru di skuad pratama.
Ketika ditanya tentang bongkar pasang, Chafidz mengaku siap melakukan hal itu jika memang diperlukan. Sebab, berdasarkan pengalamannya, ia pernah melahirkan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dengan sistem bongkar pasang.
"Ya harus (dibongkar). Soalnya kalau menurut saya pasangan itu kalau memang enggak ada progress atau belum ada progres kita harus berani untuk bongkar pasang yang tujuannya itu untuk mendapatkan yang terbaik," ucap Chafidz kepada Okezone.
"Tapi, saya tidak asal bongkar pasang. Jadi untuk menentukan satu pasangan yang nanti bisa berprestasi itu saya mengamatinya memang butuh waktu. Tapi enggak terlalu lama, mungkin bagaimana pengamatannya nanti," lanjutnya.
"Kalau misalnya insting saya, feeling saya udah 'oh ini pasangan yang pasti bakal jadi' ya baru saya tetapkan, karena prosesnya itu untuk melihat satu pasangan ke satu pasangan ke pasangan yang lain itu kan melalui program," sambungnya.