Guru menyampaikan materi kepada siswa baru saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Budi Luhur Cimahi, Jawa Barat, Selasa (15/7/2025). Pihak sekolah menuturkan, SMA swasta ini hanya mendapatkan 11 siswa baru dalam penjaringan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di Kabupaten Indramayu terdampak kebijakan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi (Kang Dedi Mulyadi/KDM), terkait penambahan 50 siswa per rombel di SMA Negeri. Tak sedikit sekolah swasta yang hanya menerima murid baru dalam hitungan jari di masa tahun ajaran baru 2025/2026.
Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat (Kepgub) Nomor: 463.1/Kep.323-Disdik/2025 tentang Petunjuk Teknis Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS).
Ketua Forum Kepala Sekolah Swasta (FKSS) Kabupaten Indramayu, Wiwin Alfian, menyebutkan, dari 29 SMA swasta di Kabupaten Indramayu, hingga akhir pekan ini hanya mampu menjaring 583 siswa baru. Jika dirata-ratakan, maka jumlah siswa baru hanya mencapai 20 siswa per sekolah.
“Yang paling banyak ada yang menerima 100 siswa, yang paling sedikit bahkan nol siswa,” ujar Wiwin, kemarin.
Wiwin pun memberikan daftar SMA swasta di Kabupaten Indramayu yang paling sedikit memperoleh siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026 ini. Adapun sekolah itu, yakni :
SMAS Islam Attaqwa Kandanghaur 1 siswa
SMAS Chandradimuka Kan 3 siswa
SMAS MKGR Kertasemaya 3 siswa
SMAS NU Indramayu 0 siswa
SMAS NU Dukuh Jati 7 siswa
SMAS PUI Jatibarang 4 siswa
SMAS Maarif Lohbener 4 siswa
SMAS PGRI Patrol 7 siswa
SMAS Linggajati 4 siswa
SMAS PGRI Gabuswetan 4 siswa
“Kondisi (minimnya siswa baru) ini bukan cuma di Indramayu, tapi SMA swasta se-Jabar juga mengalami hal yang sama, hanya mencapai 25 persen pendaftar SPMB-nya,” kata dia.