Jakarta -
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menggelar Job Fair Kamis-Jumat (22-23/5) kemarin. Tersedia sekitar 53 ribu lowongan kerja (loker).
Namun banyaknya loker itu tak lantas membuat peserta job fair langsung diterima atau setidaknya dipanggil untuk walk-in interview.
Kondisi ini seperti yang dialami Martin (23), seorang fresh graduate yang mengaku sudah mengirim lamaran ke banyak perusahaan namun tak kunjung mendapat panggilan. Bahkan selama sebulan terakhir ia sudah ikut lima acara Job Fair termasuk yang di Kementerian Ketenagakerjaan, hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Martin mengatakan di setiap Job Fair, dirinya rata-rata melamar ke 10 perusahaan atau lebih. Sehingga ditotal untuk lamaran di Job Fair saja sudah lebih dari 50. Di luar itu dirinya juga sudah banyak mengirim lamaran kerja sehingga tak berlebihan jika dirinya sudah melamar hingga ratusan lowongan.
"Kalau lamar sudah banyak, ratusan mungkin ada. Kalau Job Fair sebulan ini saya ikut terus sih, mau yang di mana juga. Sama ini jadi lima lah," paparnya kepada detikcom di Job Fair Kemnaker, Jumat (23/5/2025).
Sayang usaha Martin ini masih belum membuahkan hasil. Walaupun kondisinya sedikit lebih baik daripada sejumlah peserta Job Fair lain yang bahkan tidak diberi kesempatan untuk melamar karena adanya batas usia.
Hal yang sama juga dialami Wulan (30). Menurutnya kebanyakan perusahaan hanya mencari kandidat usia sekitar 25 atau bahkan yang fresh graduate atau lulusan baru.
"Usia 30 saja susah banget, susah banget cari lowongan kerja," kata salah seorang pelamar, Wulan (30), di Job Fair Kemnaker, Jumat (23/5/2025).
Pada awalnya Wulan datang ke Job Fair di Kemnaker lantaran sedang mencari kerja baru karena perusahaan tempatnya bekerja saat ini akan pindah kantor dari kawasan Kota Kasablanka, Jakarta Selatan ke BSD di Tangerang Selatan.
Saat tiba di Job Fair, ia mengira dalam Job Fair kali ini ada cukup banyak lowongan kerja yang bisa ia coba. Sebab di setiap booth perusahaan tidak ada yang menaruh informasi terkait syarat batas usia pelamar. Namun saat bertanya lebih jauh ke penjaga booth, ternyata lowongan itu dibuka untuk batas usia tertentu. Alhasil pilihan lowongan kerja yang dapat dilamarnya jadi sangat terbatas.
"Sebelum lamar tanya sama orangnya 'ada batas umur nggak?','ada'. 28, 27, 30, kebanyakan yang muda-muda, fresh graduate kah," ucapnya lagi.
"Sebenarnya banyak yang bisa di lamar, cuma kepentok umur. Katanya nggak ada umur kan dengar-dengar di berita. Cuma ternyata fakta lapangan berbeda," sambung Wulan.
Kondisi ini seperti yang dialami seorang pencari kerja asal Bintara, Bekasi, bernama Ari (40). Ini merupakan hari kedua ia datang ke Job Fair di Kantor Kemnaker itu untuk mencari kerja usai kontrak kerjanya dengan perusahaan yang lama sudah habis. Ia membawa CV untuk menaruh lamaran-lamarannya.
Dalam kesempatan ini ia datang untuk melakukan walk-in interview dengan salah satu perusahaan, sebab di hari pertama Job Fair kemarin dirinya sudah menaruh CV di sejumlah perusahaan. Meski saat ini ia sedang ingin melakukan walk-in interview, Ari cukup merasa sedikit kesulitan untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan pengalamannya, karena masih ada beberapa perusahaan yang menetapkan batas usia.
"Itu yang usia 40 tahun berarti nggak bisa untuk bekerja di mana-mana dong. Kalau misalkan nggak ada batasan usia kan kita bisa menghasilkan kerjaan kan," kata Ari.
"Justru yang nggak ada batasan usia, yang sudah tua itu lebih semangat bekerja di perusahaannya. Itu kalau usia muda kan ada banyak yang keluar-masuk gitu, kalau usia sudah tua kan ibaratnya apapun gajinya, apapun yang diharapkan yang penting dia bekerja," terangnya lagi.
Ada juga pencari kerja lain bernama Riani (45), seorang pencari kerja dari Kalideres, Jakarta Barat. Pada hari pertama Job Fair, Kamis (22/5) kemarin Ia datang bersama sang ibu untuk mencari loker yang tersedia.
"Saya sebenarnya ingin di bagian administrasi lagi, kalau nggak data entry. Cuma ya karena mengingat umur saya sudah segitu, ya apa saja deh," katanya di Job Fair Kemnaker, Kamis (22/5) kemarin.
Kondisi ini membuat Riani merasa batas usia kerja membuatnya sulit mencari pekerjaan formal. Padahal ia mengaku sudah memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun sebagai pramusaji, pergudang hingga terakhir di posisi marketing.
(igo/fdl)