Jakarta -
China telah menerapkan bea masuk anti-dumping untuk produk cognac dari Uni Eropa. Bea masuk itu menyasar merek ternama seperti Pernod Ricard, LVMH, dan Remy Cointreau.
Kebijakan ini menjadi titik terang dari ketegangan dagang Beijing dan Brussels (markas besar Uni Eropa) usai polemik tarif kendaraan listrik buatan China.
Mengutip dari Reuters, Kementerian Perdagangan China menetapkan tarif bea masuk anti-dumping 34,9% untuk brandy Eropa selama lima tahun mulai 5 Juli 2025. Sebagian besar tarif ini menyasar merek cognac asal Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu, bea masuk dapat dibebaskan dengan syarat para produsen harus menjual dengan harga minimum yang belum diumumkan secara terbuka. Ketetapan ini berlaku untuk merek seperti Hennessy dan Remy Martin, yang berada di bawah naungan LVMH dan Remy Cointreau.
Sebelumnya, China sempat melakukan penyelidikan anti-dumping untuk brandy asal Eropa pada Januari 2024. Langkah ini menjadi balasan atas kebijakan Uni Eropa yang mematok tarif tinggi terhadap mobil listrik asal China.
Diketahui, industri cognac asal Prancis tercatat melakukan ekspor secara global hingga US$ 3 miliar per tahun. Adapun sebelumnya, para produsen brandy asal Uni Eropa juga sempat mengeluhkan ketegangan tarif antara China dan Uni Eropa.
China juga dikabarkan akan mengembalikan deposit yang sebelumnya diminta dari produsen brandy sejak bea sementara diberlakukan pada Oktober 2024.
Deposit ini dianggap memberatkan, terutama bagi produsen kecil. Dua sumber industri tersebut mengatakan, pengembalian deposit menjadi isu penting dalam negosiasi yang berlangsung selama berbulan-bulan.
Pemilik Cointreau, Remy Martin menyambut baik kebijakan China. Langkah ini dinilai sebagai alternatif untuk membuka peluang investasi di pasar China.
Selain itu, manajemen Pernod Ricard menyesalkan kenaikan biaya operasi di China. Namun biaya tersebut dinilai jauh lebih rendah jika tarif bea masuk produknya berlaku permanen.
Kesepakatan ini menunjukan peluang meredanya perang tarif antara China dan Uni Eropa. Sebelumnya, juru bicara perdagangan Komisi Eropa Olof Gill mengatakan tarif bea masuk yang ditetapkan China tidak adil dan tidak dapat dibenarkan.
Sementara itu Menteri Luar Negeri China Wang Yi berencana mengunjungi Uni Eropa minggu ini. Kunjungan tersebut bagian dari persiapan KTT antara pemimpin Uni Eropa dan China.
Kabarnay isu mobil listrik dan ekspor logam akan menjadi pembahasan utama. Wang dijadwalkan bertemu Menteri Luar Negeri Prancis pada Jumat.
"Tidak ada yang dibatalkan karena belum ada yang diumumkan dan belum ada program akhir yang disetujui," ujar Wang dikutip dari Reuters, Jumat (4/7/2025).
(hns/hns)