Bos BGN Ungkap Penyebab Keracunan di MBG

1 week ago 14

Jakarta -

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan beberapa penyebab dalam kasus keracunan di program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kasus keracunan pada program MBG terjadi di beberapa wilayah seperti Cianjur, Bogor, Tasikmalaya, Batang, hingga Pali Sumatera Selatan.

Dari kasus tersebut, Dadan menerangkan ada beberapa penyebabnya. Pertama, bahan baku yang tidak bagus. Dadan mengakui memang ada bahan baku yang digunakan sudah tidak layak disajikan. Untuk mengatasi hal itu, pihaknya telah melakukan peningkatan mutu dengan bahan baku harus segar dan lebih selektif.

"Kedua dari kejadian di Sukuharjo kemudian juga kejadian di Pali, Sumatra Selatan itu karena processing terlalu lama, termasuk di Bandung dan di Tasikmalaya sehingga kita meminta sekarang seluruh SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) memasaknya tidak terlalu lama antara waktu memasak dengan penyiapan," kata Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Dadan menerangkan pihaknya meningkatkan protokol keamanan saat proses pengantaran dari SPPG ke sekolah serta batas toleransi antara makanan diterima dan segera dikonsumsi di sekolah. Hal ini berkaca dari kejadian keracunan di Batang yang mengonsumsi menu MBG terlambat karena ada acara sekolah.

Kemudian, pihaknya mewajibkan uji organoleptik mengenai terkait dengan tampilan, aroma, rasa, tekstur, dan lain-lain. Dadan menegaskan pihaknya telah menyampaikan apabila rasa atau tekstur makanan sudah berubah, menunya diganti dengan makanan yang lain.

"Dari beberapa kejadian yang terjadi di lapangan, baik itu di Bogor, di Cianjur, kemudian di Bandung, di Tasikmalaya itu kejadiannya justru terjadi pada satuan-satuan pelayanan yang sudah 3-4 bulan melakukan distribusi makanan. Jadi ada kesan bahwa ini menjadi kebiasaan dan kemudian kami putuskan agar melakukan penyegaran dan sekarang setiap 2 bulan penjamah makanan tersebut kami kumpulkan untuk diberi pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan juga keterampilannya," imbuh Dadan.

Dalam pelatihan ini, pihaknya bekerja sama dengan semua pihak terkait, mulai dari Dinas Kesehatan, ahli lingkungan, hingga pakar yang bergerak di makanan dan minuman.

(acd/acd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |