Bahlil Terjunkan Tim Usut Penyebab Tambang Longsor di Cirebon

1 day ago 7

Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dinahkodai Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengirimkan Tim Inspektur Tambang untuk melakukan investigasi teknis lapangan terkait musibah longsor di area pertambangan batu alam yang terjadi di Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (30/5) pukul 10.00 WIB.

Langkah ini sebagai bagian dari upaya penegakan kaidah pertambangan yang baik. Kementerian ESDM menekankan setiap kegiatan pertambangan wajib mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku.

"Kementerian ESDM menyampaikan duka cita mendalam atas musibah longsor yang terjadi di wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi milik Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon. Tim inspektur sedang terjun ke lapangan untuk mendalami ini," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Tri Winarno dalam keterangannya, dikutip Minggu (1/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tri menjelaskan Tim Inspektur Tambang akan bergabung dengan tim tanggap darurat lainnya untuk melakukan serangkaian proses investigasi. Langkah awal mencakup pemetaan lokasi menggunakan drone untuk memetakan skala kerusakan dan status medan.

Setelah itu, tim akan melakukan asesmen potensi longsor susulan, sekaligus menganalisis faktor penyebab dari berbagai aspek, mulai dari teknis, prosedur, lingkungan, hingga kondisi kerja.

"Hasil analisis ini nantinya akan dijadikan dasar rekomendasi tindakan korektif dan preventif agar kejadian serupa tidak terulang," tambah Tri.

Sementara itu Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan, berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Cirebon merupakan wilayah dengan Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi yang artinya daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah.

"Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," tutur Wafid.

Wafid menilai selain area terdampak memiliki kemiringan lereng tebing yang sangat terjal (>45), terjadinya longsoran juga disebabkan lokasi gerakan tanah berada area tambang terbuka dengan metode penambangan teknik under cutting.

Wafid meminta agar masyarakat yang berada dekat dengan lokasi bencana agar segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman dari bencana gerakan tanah. Sebab, daerah tersebut masih berpotensi terjadi gerakan tanah atau longsor susulan.

"Penanganan longsoran, evakuasi/pencarian korban tertimbun agar memperhatikan cuaca dan lereng terjal, agar tidak dilakukan pada saat dan setelah hujan deras, karena daerah ini masih berpotensi terjadi gerakan tanah susulan yang bisa menimpa atau menimbun petugas," terang Wafid.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa gerakan tanah longsor terjadi di lereng tambang batu alam yang mengakibatkan beberapa korban meninggal dunia dan luka-luka pada karyawan. Selain itu, alat berat berupa excavator dan dump truck rusak parah, dan masih terdapat sejumlah warga yang bekerja sebagai kuli angkut yang diduga tertimbun longsor.

Untuk menghindari terjadinya musibah dalam kegiatan pertambangan, setiap badan usaha yang melaksanakan kegiatannya harus mendapatkan izin resmi dan menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik dalam kegiatannya. Pengelolaan dan pengawasan Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk komoditas batuan sesuai Perpres 55 Tahun 2022 menjadi kewenangan Gubernur. Sementara itu, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM bertugas memberikan pengawasan teknis melalui Inspektur Tambang.

Melansir dari detikJabar, total korban tewas dalam kejadian longsor tambang di Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, hingga tercatat 17 orang hingga Sabtu (31/5) sore. Sementara itu, delapan orang masih dinyatakan hilang.

Tim SAR gabungan menemukan tiga jenazah korban longsor pada Sabtu (31/5/2025) sore. Dengan ditemukannya tiga korban itu, total korban tewas bertambah jadi 17 orang. Sedangkan, delapan orang masih dalam proses pencarian.

(acd/acd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |