Bahlil soal Pensiunkan PLTU Batu Bara: Sudahlah, Negara Ini Lagi Butuh Uang!

1 week ago 17

Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menanggapi dorongan mempensiunkan dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

Bahlil mengatakan pemerintah juga ingin pensiunkan PLTU Batu Bara, cuma rencana ini membutuhkan biaya mahal.

"Yang berikut, mau pensiunkan (PLTU Batu Bara). Udahlah, negara ini lagi butuh uang. Mau pensiun? Boleh, besok pagi saya pensiunkan, oke. Tapi ada nggak dana donor yang mau biayain? Yuk kasih dong. Kalian wartawan juga tanyain tuh, apa namanya bank-bank dunia yang merasa mau kasih duit Indonesia, kasih sini. Kasih uang, bunga murah, ane pensiunkan," katanya di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (26/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahlil menegaskan pihak-pihak yang terus mendorong Indonesia pensiunkan PLTU batu bara, ikut serta memberikan dana.

"Jangan minta pensiun uangnya nggak kasih-kasih, bunga mahal, teknologi mahal. Yang jadi beban siapa? masa harus kurangi profitnya PLN, ang benar aja," katanya.

Bahlil menambahkan, rencana untuk mempensiunkan dini PLTU batu bara hanya ada PLTU di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

"Hanya satu pensiun dini kok, yang saya sudah Cirebon, yang lainnya belum ada," kata Bahlil.

Sebagai informasi, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2025-2034 akan ada penambahan listrik sebesar 6,3 GW yang berasal dari PLTU batu bara.

"Kemudian fosil kita masih ada, gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW. Sebenarnya gas ini menurut saya bukan lagi fosil, dia setengah. Dan batubara 6,3 GW. Di Eropa aja masih ada pake batubara kok, di Turki masih banyak pake batubara, kita aja yang terlalu kekinian," terang Bahlil.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Bahlil menambahkan bahwa penambahan kapasitas energi listrik dari batu bara bukanlah menjadi persoalan selama memang masih dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.

"Jadi jangan dipersepsikan kalau batu bara itu haram gitu loh. Jangan membedakan antara batu bara dengan ini, nggak. Jadi mau ditambah pun nggak papa, kalau memang negara itu butuhkan," katanya.

Bahlil menambahkan, bahwa saat ini sudah ada yang namanya Carbon Capture and Storage (CCS) yang memungkinkan penangkapan emisi karbon dari pembangkit batu bara atau industri, untuk kemudian disimpan atau dimanfaatkan.

Ia mengatakan, dengan penerapan CCS tersebut maka emisi dari pembakaran batu bara bisa ditekan secara signifikan, sehingga disebut sebagai batu bara bersih.

"Dan sekarang batu bara itu ada alat penangkap carbon capture untuk menurunkan emisi. Dan batu bara ke depan, perkembangan teknologi, yang namanya batu bara bersih. Jadi, kita itu jangan mau diadu-adu gitu loh. Jangan barang kita tuh seolah-olah kotor, supaya impor barang bersih, mahal-mahal," katanya.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |