Jakarta -
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa penurunan lifting minyak Indonesia saat ini terjadi karena adanya kesengajaan agar Indonesia terus melakukan impor minyak.
Ia mengatakan Indonesia pernah menjadi salah satu negara yang disegani di dunia, karena menjadi salah satu yang menginisiasi lahirnya Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Pasalnya pada tahun 1996-1997, lifting minyak Indonesia mencapai 1,5 juta sampai 1,6 juta barel oil per day.
Sedangkan konsumsi minyak Indonesia hanya sekitar 500.000 barel oil per day, di mana Indonesia dapat mengekspor minyak hingga 1 juta barel oil per day.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hebat sekali waktu itu negara kita dan pendapatan negara kita, 40-48% itu hasil daripada migas. Waktu muncul krisis ekonomi 1998, dan memang menurut saya negara-negara yang di luar Indonesia itu merasa khawatir betul dan tidak nyaman kalau kemudian Indonesia menjadi salah satu negara yang hebat. Dulu pernah didengungkan waktu saya masih kuliah, itu seperti macan Asia," kata Bahlil saat ditemui di Kempinski, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Dari krisis ekonomi di tahun 1998 tersebut, Bahlil mengatakan adanya perubahan fundamental regulasi termasuk dalamnya soal migas. Perubahan tersebut memberikan dampak melemahnya sistem migas Indonesia yang dapat dirasakan saat ini.
Ia menyebutkan bahwa pada 2024 lifting minyak Indonesia hanya mencapai 580 ribu barel oil per day, dengan konsumsi minyak mencapai 1,6 juta barel oil per day.
"Jadi posisi tahun 1996-1997 itu berbanding terbalik dengan kondisi sekarang ini. Pertanyaan berikut adalah, apa dengan penurunan lifting itu? Apakah memang kita sudah tidak punya sumber daya alam? Atau masih ada? Atau disengaja diturunkan agar impor terus? Bapak-Ibu semua, saya jujur mengatakan demi Allah. Menurut saya, ini ada unsur kesengajaan by desain," katanya.
Dengan kondisi tersebut, Bahlil mengatakan akan berupaya agar Indonesia kembali ke masa kejayaannya dengan memaksimalkan sumur-sumur yang ada. Ia mengatakan bahwa total sumur minyak di Indonesia mencapai 40 ribu. Hal ini dilakukan agar Indonesia bisa swasembada energi.
"Dan untuk mengamankan perintah Presiden Pak Prabowo, dan untuk Ibu Pertiwi, sejengkal pun saya tidak mundur untuk menghadapi orang-orang yang seperti ini," katanya.
Simak juga Video: Bahlil Ungkap Kondisi Lifting Minyak RI, Bandingkan dengan Tahun 1997
(kil/kil)