Bahlil Sebut Cuma China yang Setia Garap Hilirisasi Nikel, Sindir AS dan Eropa

2 weeks ago 10

Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut hanya investor China yang setia menggarap proyek hilirisasi nikel di Indonesia. Sementara negara-negara dari Eropa dan Amerika Serikat (AS) disebut hanya memberikan banyak proposal tanpa banyak realisasi.

Bahlil menganalogikan hubungan investasi antara Indonesia, China, Eropa dan AS sebagai hubungan antara laki-laki dan perempuan. Namun, sebut Bahlil, hanya China yang bertahan dan setia dengan Indonesia.

"Analoginya sepasang cewek dan cowok. Kita ingin semua orang suka sama kita, mau China, Korea, Jepang, siapa pun. Monggo, datang. Tapi datangnya itu cuman icip-icip aja sedikit, cium, lari. Ya kalau cium lari tidak ada kesetiaan kan susah juga," ujar Bahlil dalam Energi Mineral Forum di Kempinski Hotel Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah kebetulan yang mau setia ini investasinya China. Ya daripada ibarat cewek dan cowok, daripada PHP capek, ada laki-laki dari Asia putih datang, saya nggak penting kau punya muka seperti apa yang penting saya bisa bersama-sama kau, jadilah itu barang," sambung Bahlil.

Menurut Bahlil, pemerintah sebenarnya membuka diri untuk semua pihak yang ingin menggarap hilirisasi nikel. Tapi ia meminta para investor tidak hanya menawarkan proposal namun juga langsung melakukan realisasi.

Bahlil menyatakan, nikel menjadi mineral kritis yang kini diincar banyak negara. Saat ini banyak pihak-pihak yang menyatakan tertarik menggarap proyek tersebut dan ingin dijadikan prioritas.

"Nikel ini sekarang menjadi komoditas mineral kritis dan oleh beberapa negara, termasuk Eropa dan Amerika, meminta ini menjadi juga prioritas," imbuhnya.

Hilirisasi nikel sendiri terbukti memberikan nilai tambah cukup besar bagi Indonesia. Dari hanya berkontribusi US$ 3,3 miliar pada tahun 2017-2018 dari ekspor, menjadi US$ 34 miliar di tahun 2023 dan hampir US$ 40 miliar di tahun 2024.

"Kemudian kita kerjakan, kita eksekusi sambil kita perbaiki. Di tahun 2023 ekspor kita dari hasil realisasi nikel itu sudah mencapai US$ 34 miliar, dan tahun 2024 kemarin hampir US$ 40 miliar," tutupnya.

(acd/acd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |