AS Masih Sumbang Surplus Dagang ke RI, Bakal Ganggu Negosiasi Tarif?

9 hours ago 4

Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Amerika Serikat (AS) merupakan negara penyumbang surplus terbesar senilai sebesar US$ 7,08 miliar ke Indonesia. Di sisi lain, negosiasi untuk menurunkan tarif resiprokal yang dikenakan AS masih berlangsung. Lantas apakah hal tersebut berdampak pada proses negosiasi?

Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu mengatakan hal tersebut tidak berpengaruh pada proses negosiasi yang sedang berlangsung. Mari menyebut pemerintah Indonesia telah membahas nominal surplus Indonesia senilai US$ 19,8 miliar.

"Enggak juga, kan kita sudah bahas surplus kita dengan Amerika itu sekitar US$ 19,8 miliar," kata Mari kepada awak media di Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mari menyampaikan pemerintah Indonesia telah menawarkan untuk meningkatkan impor dari AS dengan nilai hampir setara dengan angka tersebut, apabila impor minyak dan gas, serta LNG diikutkan.

"Jadi sebetulnya isunya dia tidak meningkat dan dibandingkan dengan Vietnam, kita jauh lebih kecil surplusnya. Vietnam itu US$ 120 miliar. Jadi kita bukan yang paling besar defisitnya dengan Amerika. Kita nomor 15 kali," tambah Mari.

Dengan angka defisit dagang ke AS yang masih unggul Vietnam, Mari berharap penurunan tarif yang dikenakan ke Indonesia bisa lebih rendah. AS sendiri mengenakan barang-barang Vietnam akan yang diimpor ke negaranya dengan tarif sebesar 20% dan pengiriman ulang dari negara-negara ketiga melalui Vietnam akan dikenakan tarif sebesar 40%.

"Semoga (bisa lebih rendah dari Vietnam). Ini tergantung proses negosiasi yang lagi berjalan," jelas Mari.

Sebelumnya, Indonesia sudah menawarkan paket pembelian komoditas AS plus komitmen investasi senilai US$ 34 miliar atau sekitar Rp 547 triliun (kurs Rp 16.100) kepada pemerintah AS. Paket ini dinilai dapat membalikkan posisi neraca dagang AS yang defisit terhadap Indonesia.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan sejauh ini status negosiasi masih berjalan, tim negosiasi Indonesia terus berada di Washington. Bersama dengan India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam, dan Malaysia untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah AS.

"Dan ini juga sudah secara tertulis memasukkan dan membahas dengan USTR maupun Secretary of Commerce and Treasury," beber Airlangga ditemui di kantornya, Kamis (3/7/2025).

Simak juga Video: RI Sudah Sampaikan 'Second Best Offer' untuk Nego Tarif Trump

(rea/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |