Antisipasi Mandatori B50, Bahlil Ingin Manfaatkan DMO Sawit

10 hours ago 1

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meyakini kebijakan mandatori B50 akan mendongkrak kebutuhan CPO di dalam negeri.

 iNews Media/Iqbal Dwi)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meyakini kebijakan mandatori B50 akan mendongkrak kebutuhan CPO di dalam negeri. (Foto: iNews Media/Iqbal Dwi)

IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meyakini kebijakan mandatori B50 akan mendongkrak kebutuhan CPO di dalam negeri. Oleh karena itu, beberapa opsi tengah dipikirkan untuk mengatasi potensi lonjakan permintaan tersebut. 

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, saat ini terdapat tiga opsi untuk mengantisipasi mandatori B50 dalam kaitannya menjaga suplai CPO di dalam negeri. Pertama, intensifikasi lahan yang ada. Kedua, pembukaan lahan baru dan ketiga, mengurangi ekspor CPO.

"Sekarang ini kan kalau B50 berarti kan penambahan kebutuhan CPO. Nah kalau penambahan kebutuhan CPO, ada tiga konsepnya untuk memenuhi. Pertama, intensifikasi lahan, yang kedua adalah buka lahan baru, dan yang ketiga adalah memangkas sebagian yang kita ekspor," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Bahlil mengatakan, opsi terakhir lebih menarik dibandingkan dua opsi pertama. Dia mengaku ingin membatasi ekspor CPO lewat mekanisme Domestic Market Obligation (DMO) sawit. Namun, rencana ini baru opsi alias belum final.

"Nah kalau alternatif ketiga yang dipakai, memangkas sebagian ekspor, maka salah satu opsinya adalah mengatur antara kebutuhan dalam negeri dan luar negeri. Itu di dalamnya adalah salah satu instrumennya DMO," sambungnya.

Halaman : 1 2

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |