Rentetan Penyakit yang Berisiko Muncul di Lokasi Bencana Sumatera

32 minutes ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korban terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus meningkat. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga 1 Desember pukul 17.00 WIB, tercatat 604 orang meninggal dunia, 464 orang hilang, 2.600 orang mengalami luka-luka, dan 570 ribu orang harus mengungsi.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan bahwa kondisi darurat bencana berisiko memicu penyebaran penyakit. Menurut Sekretaris Lembaga Kemanusiaan dan Tanggap Bencana IDI, dr Putro S Muhammad, penyakit yang harus diwaspadai di wilayah terdampak yaitu diare, mengingat kondisi air bersih masih sangat terbatas.

Selain itu, penyakit akibat genangan banjir dan nyamuk, seperti leptospirosis, demam berdarah, dan malaria juga berisiko meningkat. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia, serta masalah kulit seperti dermatitis dan skabies juga akan meningkat karena kondisi lembap dan kepadatan pengungsian.

"Serta kesehatan mental dari kelompok rentan seperti anak, perempuan, dan lansia juga berisiko memburuk karena jumlah pengungsian dan kepadatannya," kata dr Putro saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (2/12/2025).

Untuk mencegah kejadian luar biasa (KLB) penyakit di wilayah terdampak bencana, hingga saat ini Satgas IDI bersama tim gabungan berupaya untuk menyalurkan bantuan air bersih, sanitasi, dan manajemen pengungsian. Selain itu, menurut dr Putro, hygiene kit, perlengkapan tidur, tenda, serta layanan kesehatan sangat dibutuhkan guna menekan risiko KLB.

"Tim kesehatan juga perlu melakukan skrining terkait demam, diare, dan ISPA, khususnya pada kelompok rentan," kata dr Putro.

Menurut dr Putro, tim Satgas IDI telah dikerahkan untuk memberi layanan kesehatan ke berbagai lokasi terdampak di Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara. Hingga saat ini, IDI juga terus berupaya mengirim relawan dokter dan dokter spesialis ke lokasi terdampak.

"Semoga langkah ini menjadi awal untuk meringankan beban saudara-saudara kita di wilayah terdampak," ujar dr Putro.

Berdasarkan laporan dari lapangan, kata dr Putro, kebutuhan mendesak saat ini antara lain air bersih, sanitasi, layanan kesehatan, logistik, kebutuhan keluarga termasuk balita dan lansia. Atas hal ini, ia mendorong pemerintah terus mendorong percepatan bantuan dan mengoptimalisasi jalur logistik.

"Kami mendorong untuk mengoptimalisasi jalur logistik seperti yang sudah dibuka kemarin di Halim, Kuala Namu, Silangit, Minangkabau, dan Blang Bintang. Semoga semakin banyak titik-titik lokasi yang bisa dijangkau," kata dr Putro.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |