Psikolog: Anak dalam Asuhan Keluarga Tiri Rentan Alami Kekerasan

50 minutes ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi kematian Alvaro (6 tahun) yang diduga meninggal dunia di tangan ayah tirinya di Bantaeng, Sulawesi Selatan, menjadi sorotan publik. Terlebih jasadnya baru ditemukan setelah delapan bulan pascakematiannya.

Kasus dapat menimbulkan kekhawatiran akan kondisi psikologis anak-anak dalam asuhan orang tua tiri. Pakar psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Zaki Nur Fahmawati, menilai anak-anak dalam keluarga tiri, seperti yang terjadi pada kasus Alvaro, cenderung lebih rentan terhadap kekerasan atau masalah emosional. Hal ini disebabkan oleh adanya bias penilaian bahwa bagaimanapun juga anak tersebut bukanlah anak kandungnya yang seringkali mempengaruhi kedekatan emosional.

"Namun perlu digarisbawahi bahwa tidak semua orang tua tiri melakukan kekerasan. Namun ada kecenderungan dan peluang yang lebih besar," kata Zaki dalam keterangan tertulis dikutip pada Selasa (2/12/2025).

la menjelaskan, anak-anak yang tumbuh dalam keluarga tiri dapat merasakan ketidakamanan dan perasaan terabaikan. Ini kerap dipicu oleh tiadanya ikatan biologis, tidak terbangun bonding yang kuat, masalah komunikasi, hingga perbedaan pola asuh.

Di tengah situasi kompleks ini, anak-anak yang merasa tidak aman atau tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup, bisa terjebak dalam perasaan tidak stabil. Kondisi itu pada akhirnya berpotensi menciptakan hubungan yang buruk dan merugikan kesejahteraan mereka.

"Sudah tidak ada ikatan biologis, termakan stigma hingga trust issue, dapat menambah kompleksitas hubungan dengan keluarga tiri," ujar Zaki.

Zaki menyebut anak kecil sudah bisa merasakan bahwa keluarganya sudah tidak sehat, namun mereka tidak bisa mengungkapkannya. Oleh karena itu, orang tua perlu mempertimbangkan hal ini dengan serius sebelum bercerai. Menurutnya, bercerai tidak menjadi soal asal masing-masing berkomitmen untuk menyejahterakan anak.

"Orang tua harus sadar bahwa anak adalah makhluk yang lemah, harus diberikan perlindungan dan kasih sayang," kata dia.

Ia mengatakan komunikasi terbuka antara orang tua kandung dan anak juga sangat dibutuhkan untuk menghindari kesalahpahaman dan agar anak-anak merasa didukung. Orang tua kandung perlu menjelaskan bahwa tidak semua orang tua tiri itu jahat dan bahwa mereka tetap berhak untuk merasa nyaman dan dicintai dalam keluarga baru mereka.

"Penting bagi orang tua kandung untuk memberi ruang kepada anak untuk mengekspresikan perasaannya tentang orang tua tiri. Dalam banyak kasus, anak-anak mungkin merasa terpaksa atau cemas tentang hubungan ini, dan jika tidak ada komunikasi yang baik, masalah ini dapat berlarut-larut," kata Zaki.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |