Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di sesi ke-80 Majelis Umum PBB, Jumat, 26 September 2025.
REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV — Para pemimpin oposisi Israel telah mendesak Presiden Israel Isaac Herzog untuk tidak memberikan pengampunan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyanu terkait kasus korupsi yang menjeratnya. Mereka menilai, jika Netanyahu meminta pengampunan, dia harus terlebih dulu mengakui tindakan pidananya dan menghentikan aktivitas politik secara permanen.
Pemimpin oposisi Israel sekaligus ketua Partai Yesh Atid, Yair Lapid, telah menyuarakan penolakan pemberian pengampunan kepada Netanyahu. "Saya memohon kepada Presiden Herzog, Anda tidak dapat memberikan pengampunan kepada Netanyahu tanpa pengakuan bersalah, menunjukkan penyesalan, dan segera mengundurkan diri dari kehidupan politik," ucapnya lewat akun X resminya, dikutip laman Middle East Monitor, Senin (1/12/2025).
Pemimpin oposisi senior Israel lainnya dari Partai Demokrat, Yair Golan, turut menentang pemberian pengampunan kepada Netanyahu. "Hanya orang bersalah yang meminta pengampunan. Setelah delapan tahun persidangan, dan ketika kasus-kasus yang menjeratnya belum juga selesai, Netanyahu meminta pengampunan,"ujar dia.
"Satu-satunya kesepakatan yang mungkin adalah Netanyahu bertanggung jawab, mengakui kesalahannya, meninggalkan politik, dan membebaskan rakyat serta negara. Hanya dengan cara inilah persatuan nasional akan tercapai,"tambah Golan.
Pada Ahad (30/11/2025) lalu, Netanyahu mengumumkan dia telah mengajukan permintaan pengampunan kepada Presiden Israel. Menurut Netanyahu, kasus-kasus yang telah berlangsung lama dan menjeratnya telah memecah belah Israel.
"Ini akan ditangani dengan cara yang paling benar dan tepat. Saya akan mempertimbangkan hanya kepentingan terbaik Negara Israel dan masyarakat Israel," kata Presiden Isaac Herzog dalam sebuah pernyataan pada Senin merespons permintaan pengampunan Netanyahu.
.png)
1 hour ago
1













































