Liburan Sambil Edukasi Lingkungan ke Anak, Begini Caranya Menurut Psikolog

39 minutes ago 1

Anak mengamati karya foto di Dermaga Nelayan Kerang Hijau, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (31/10/2025). (Ilustrasi). Liburan akhir tahun juga bisa dijadikan momen refleksi dan membangun komitmen keluarga untuk menjaga lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang libur akhir tahun, banyak keluarga kerap merencanakan perjalanan untuk bersantai dan melepas penat. Namun, liburan juga bisa menjadi momen yang tepat untuk mengedukasi anak mengenai masalah lingkungan dan bencana alam.

Psikolog sekaligus Ketua Il Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), Prof Henndy Ginting, mengatakan anak-anak, terutama yang berusia di bawah 12 tahun, lebih mudah memahami informasi yang bersifat konkret. Orang tua sebaiknya menjelaskan kondisi alam secara sederhana misalnya hujan deras dan penggundulan hutan bisa menyebabkan banjir atau longsor.

"Anak memang perlu dijelaskan mengenai penyebab bencana, seperti penggundulan hutan dan berkurangnya kemampuan tanah menyerap air. Tapi kalau anak masih sangat kecil, pastikan jangan terlalu menakutkan," kata Guru besar di Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB tersebut saat dihubungi Republika.co.id Senin (1/12/2025).

Menurutnya pendidikan bencana dan lingkungan tidak hanya dari sisi kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku. Anak bisa dilatih melakukan tindakan nyata, misalnya memisahkan sampah, membuang sampah pada tempatnya, dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Prof Henndy menilai, liburan akhir tahun juga bisa dijadikan momen refleksi dan membangun komitmen keluarga untuk menjaga lingkungan. Misalnya, setiap anggota keluarga dapat diajak untuk membuat kesepakatan bersama dan mengambil aksi nyata dalam menjaga lingkungan.

"Dengan pendekatan ini, anak-anak bisa belajar mengenai lingkungan dan bencana alam secara aman, sambil tetap menikmati liburan akhir tahun bersama keluarga," kata Prof Henndy.

Prof Henndy meminta orang tua untuk mengutamakan keselamatan saat memilih destinasi wisata. Contohnya, saat berkunjung ke pantai, pilih hotel yang tidak persis di tepi pantai untuk mengurangi risiko terkena gelombang tinggi atau rob. Hal ini juga berlaku untuk kawasan sungai atau pegunungan yang rawan longsor.

"Keamanan anak harus tetap utama. Jadi anak bisa memiliki pengalaman liburan yang menyenangkan berama orang tua, tapi juga ada selipan edukasi soal lingkungan," kata Prof Henndy.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |