Ketua IKA YLPI Tegallega: Saatnya Amuk Alam Direspon dengan Taubat Nasional

1 hour ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum IKA Pondok Pesantren Ibadurrahman YLPI Tegallega Sukabumi Jawa Barat, Toto Izul Fatah, mengatakan, rangkaian bencana ekologis yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan daerah lainnya, harus makin membuka hati tentang pentingnya kesadaran eskatologis dan teleologis lewat taubat nasional, bukan hanya teologis lewat doa nasional.    

“Saatnya amuk alam yang terjadi belakangan ini direspon dengan taubat nasional, bukan hanya doa nasional,” kata Toto, Selasa (2/12/2025). 

Menurut Toto yang juga Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA itu, pemahaman  terhadap alam harus mulai diubah. Dari yang sebelumnya sangat teologis, hanya berupa kesadaran adanya Tuhan sebagai pencipta, menjadi sangat teleologis, yaitu kesadaran tentang apa tujuan Tuhan menciptakan alam ini. 

Dengan begitu, kata Toto, seorang hamba  tidak hanya berhenti pada pengakuan bahwa Tuhan itu ada, tapi juga paham apa  tujuan Tuhan menciptakan semuanya. “Dari  situlah kemudian akan muncul kesadaran eskatologis, bahwa semua itu akan berujung pada pertangunggjawaban seluruh hamba ciptaan Tuhan kelak kepada Tuhannya,” ungkap Toto.

Untuk itulah, lanjut dia, taubat nasional menjadi relevan dan kontesktual sebagai bagian dari pertanggungjawaban tadi kepada Tuhan. Yaitu, sebuah sikap jujur mengakui atas segala kelalaian, keteledoran, kesengajaan dan kesalahan kita dalam memperlakukan alam.

“Di sinilah pentingnya kita melakukan evaluasi total atas segala kelalaian, ketelodoran dan kesalahan tadi dengan semangat memperbaiki dan tidak mengulangi nya lagi. Itulah hakikat sesungguhnya dari taubat,” jelasnya.

Toto menambahkan, karena rangkaian kesalahan ini dilakukan secara kolektif, baik rakyatnya, politisinya, pengusahanya dan pemerintahnya, maka taubat pun harus dilakukan secara berjamaah. Itulah yang dimaksud taubat nasional. Yaitu, sebuah pengakuan berjamaah kepada Tuhan atas segala dosa-dosa kita.

Namun begitu, kata Toto,  bukan berarti doa itu tidak penting. Sebab, dalam doa juga tersirat pesan kesadaran terhadap Tuhan. Tapi, yang tak kalah penting adalah bahwa semua yang kita pinta lewat doa itu ada pertanggungjawaban di akhir kelak. Makanya, diperlukan taubat agar lolos dari dalam pertanggungjawab tadi.

“Walaupun doa itu dianjurkan, tapi sebagai hamba, kita juga harus tahu diri kepada Tuhan. Jangan-jangan kita lebih banyak memintanya ketimbang mengakui kesalahan kita. Untuk itu, yang harus dilakukan sekarang, perbanyak taubat. Karena kalau Allah sudah mengampuni, tanpa diajari dan diminta, Allah maha tahu apa yang harus diberikan kepada kita,” tegasnya. 

Toto juga mengingatkan, jika taubat nasional itu tak kunjung  dilakukan, ancaman buruk yang potensial muncul adalah terjadinya sinergitas antara amuk alam dan pengisi alam. 

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |