Kepala BRIN: Perlu Role Model Ciptakan Generasi Periset

20 minutes ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria menyadari pentingnya membentuk generasi periset unggul. Kehadiran mereka dinilai akan mampu memberi inovasi bagi kemajuan Indonesia.

Arif merasa perlunya role model guna menciptakan banyak periset muda. Arif meyakini Presiden Ke-3 RI BJ Habibie merupakan salah satu role model yang tak lekang oleh waktu. B.J Habibie dinilai masih relevan sebagai sosok inspiratif bagi generasi muda.

"Kita perlu banyak Pak Habibie, mengenalkan tokoh-tokoh sekelas Pak Habibie, mengenalkan tokoh-tokoh hebat dalam bidang sains, dalam bidang teknologi kepada anak-anak kita," kata Arif saat diwawancara khusus oleh Republika pada Senin (1/12/2025).

Arif mengajak orang tua memperkenalkan Habibie dan sosok peneliti asal Indonesia lain kepada anak-anaknya. Lewat cara itu, Arif yakin dapat memantik mimpi kecil bagi anak yang kelak membesar.

"Kenalkan orangnya, kenalkan inovasinya sehingga orang yang saat ini ada di sekitar kita punya mimpi minimal sama. Jadi membangun mimpi anak kecil itu penting, membangun inspirasi untuk anak kecil itu penting, inovasi-inovasi yang diciptakan oleh Pak Habibie, inovasi yang diciptakan oleh tokoh-tokoh riset dan di Indonesia yang kalau kita harus terus sosialisasikan, kita kejar kan bukan untuk apa, itu untuk menebar inspirasi," ujar Arif.

Arif juga menyebut buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata merupakan contoh inspirasi bagi generasi muda. Karya semacam itu menurut Arif dapat mendongkrak semangat anak-anak meraih mimpinya.

"Apa itu inspirasi? inspirasi itu kan menggugah orang untuk berpikir dan bertindak, bergerak untuk segera melangkah dan sebagainya itu kan inspirasi. Coba setiap tokoh bisa menjadi sumber inspirasi itu kan sangat dahsyat. Jadi inspirasi itu memang mesti datang dari role model tadi seperti Laskar Pelangi. Laskar Pelangi kan sebuah contoh bagaimana kita menciptakan sebuah komunitas anak-anak yang punya mimpi, kan bermula dari mimpi karena inspirasi itulah kemudian muncul mimpi dengan sekolah yang terbatas, guru yang terbatas, tapi bisa membuat mimpi siswa tidak terbatas. keterbatasan tidak menghalangi untuk bermimpi lebih jauh," ujar Arif.

Atas dasar itu, Arif mengakui BRIN merasa punya tanggung jawab moral untuk menginspirasi anak-anak. Arif menyadari hal ini sebenarnya bukan kewenangan BRIN. Tapi Arif merasa ada panggilan hati untuk menggerakkan kultur riset dan inovasi di Tanah Air.

"BRIN tidak ngurusin BRIN, BRIN ngurusin bangsa Indonesia, BRIN punya tanggung jawab moral untuk membangun kultur riset, kultur inovasi di Indonesia, BRIN punya tanggung jawab moral untuk meningkat kecintaan anak pada sains, kecintaan anak pada teknologi, kecintaan anak pada riset. Jadi ini tanggung jawab yang berat, itu bukan tupoksi BRIN tapi BRIN merasa terpanggil untuk mengawal ini," ujar mantan rektor IPB itu.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |