Jejak Karbon Festival Musik, dari Ancaman Lingkungan Jadi Peluang Ekonomi

16 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di balik gemerlap panggung dan sorak sorai penonton, festival musik menyembunyikan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global. Jejak karbon dan timbunan sampah yang dihasilkan acara-acara ini tidak main-main.

Penyumbang terbesar emisi dan sampah berasal dari mobilitas. Mulai dari perjalanan pengunjung, pengisi acara, kru, dan logistik. Konsumsi serta produksi makanan menempati posisi berikutnya.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Awalnya, festival musik populer di kalangan pecinta alam, seperti Woodstock pertama. Namun, komersialisasi besar-besaran mendorong festival berskala internasional bernilai miliaran dolar menghasilkan jejak karbon dan sampah masif.

Penelitian Julie’s Bicycle pada 2007 mencatat perjalanan pengunjung ke dan dari acara musik menyumbang 43 persen dari total emisi karbon di industri musik Inggris, setara dengan 231.000 ton karbon dioksida per tahun. Satu dekade kemudian, Powerful Thinking melaporkan peningkatan signifikan perjalanan pengunjung festival menjadi sumber 80 persen dari seluruh emisi festival musik.

Penelitian lain oleh A Greener Future pada 2023 memperkuat temuan ini, menunjukkan faktor-faktor lain ikut berkontribusi, termasuk pengelolaan sampah, konsumsi energi, dan makanan. Transportasi pengunjung, kru, musisi, dan logistik menyumbang 58 persen dari total emisi festival, sementara produksi serta konsumsi makanan dan minuman mencapai 35 persen.

Pengunjung festival di Inggris menggunakan 10 juta botol plastik setiap tahun. Festival ternama di Amerika Serikat, seperti Coachella dan Desert Trip, dilaporkan menghasilkan 100 ton sampah setiap harinya.

Data dari Waste Managed menyebutkan satu festival besar dapat menghasilkan 875.000 gelas plastik dan dua juta botol sampah plastik. Sementara itu, festival musik di Inggris menghasilkan 23.500 ton sampah per tahun, termasuk 250.000 tenda sekali pakai yang ditinggalkan.

Laporan Julie’s Bicycle 2023–2024 mengidentifikasi tiga penyumbang emisi terbesar dari sektor seni secara keseluruhan yakni energi (54 persen), sampah (28 persen), dan perjalanan (16 persen) yang mencakup perjalanan musisi, kru, bisnis, serta logistik. Energi mencakup listrik dari pembangkit berbahan bakar fosil dan penggunaan generator diesel. Sampah tercatat sebagai penyumbang emisi tidak langsung terbesar dan meningkat tajam.

Laporan ini menghitung perjalanan pengunjung secara terpisah. Jika dimasukkan ke dalam total data emisi, perjalanan pengunjung menyumbang 42 persen dari total jejak karbon, yaitu sebesar 60.023 ton setara karbon dioksida dari total 144.584 ton setara karbon dioksida.

Dari berbagai moda transportasi, mobil menghasilkan emisi terbanyak, yakni 30 juta ton setara karbon dioksida, diikuti kereta 21,9 juta ton setara karbon dioksida, dan bus lokal 2,2 juta ton setara karbon dioksida. Data ini diagregasi dari 250 organisasi seni selain musik, seperti museum, teater, dan galeri.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |