Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno pada acara Singapore International Energy Week (SIEW) 2025
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno menjadi satu diantara dua pejabat tinggi negara dari Indonesia untuk bocara di ajang Singapore International Energy Week (SIEW).
Eddy menjadi pembicara utama dalam diskusi panel SIEW dengan tema Envisioning Asia’s Energy Future bersama antara lain Executive Chairman State Grid Corporation of China Zhang Zhigang dan Director – General International Renewable Energy Agency (IRENA) Fransesco La Camera serta panelis lainnya.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Dalam diskusi tersebut, Eddy menyampaikan komitmen Presiden Prabowo yang menargetkan pertumbuhan ekonomi tinggi hingga 8 persen secara berkelanjutan.
“Upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dengan prinsip berkelanjutan ini merupakan komitmen Presiden Prabowo dalam menjaga target Indonesia untuk melakukan dekarbonisasi ekonomi di tahun 2060 mendatang atau lebih awal,” lanjutnya.
Eddy Soeparno juga menjelaskan, Kemandirian dan Ketahanan Energi menjadi prioritas kebijakan Presiden Prabowo agar Indonesia terlepas dari ketergantungan sumber energi yang selama ini masih diimpor seperti BBM dan LPG. Salah satu upaya mencapai hal tersebut adalah dengan optimalisasi sumber-sumber energi terbarukan, agar Indonesia memberdayakan sumber energi bersih yang jumlahnya melimpah di dalam negeri.
“Rancangan Umum Pembangkitan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034 menargetkan penambahan 69,5 GW pembangkit baru di mana 53 GW berasal dari Energi Baru dan Terbarukan, termasuk penyimpanan energi batere. Jika kita konsisten melakukan transisi energi ke depannya, Indonesia akan mandiri secara energi sekaligus memanfaatkan energi hijau yang ramah lingkungan” lanjutnya.
Kepada para peserta yang hadir dari seluruh dunia, Waketum PAN ini juga menyampaikan Indonesia memiliki potensi karbon yang luar biasa besar dari alam seperti hutan, mangrove, dan bakau. Potensi lainnya juga datang dari sektor nonalam seperti energi terbarukan yang akan dikembangkan dalam skala masif dalam 10 tahun ke depan.
“Program transisi energi dibarengi dengan sumber daya alam di sektor kehutanan, mangrove dan gambut akan melahirkan potensi dan peluang ekonomi baru, yakni ekonomi karbon yang diharapkan akan semakin kencang berlari pasca dikeluarkannya Perpres 110/2025,” tutupnya.
.png)
15 hours ago
5











































