Foto Bisnis
Agung Pambudhy - detikFinance
Sabtu, 19 Jul 2025 15:00 WIB
Jakarta - Sungai Yamuna bukan hanya tempat suci, tapi ladang bertahan hidup bagi pencari koin seperti Ramu dan Arvind-di tengah himpitan sampah dan kemiskinan.
Setiap hari, puluhan orang seperti Ramu dan Arvind menggantungkan hidup pada apa yang bisa mereka temukan di aliran suci itu. Aktivitas ini menjadi tradisi sekaligus upaya bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan perkotaan. Foto: REUTERS/BHAWIKA CHHABRA
Menurut kepercayaan umat Hindu, melempar koin, emas, atau perhiasan kecil ke sungai dianggap sebagai bentuk sedekah dan pembersihan diri secara spiritual. Tradisi inilah yang memberi harapan kepada para pencari koin seperti Arvind Kumar. Foto: REUTERS/BHAWIKA CHHABRA
Namun, harapan itu kian menipis seiring makin tingginya tingkat pencemaran Sungai Yamuna. Di antara persembahan, para penyelam ini kini lebih sering menemukan sampah plastik, kain bekas, bahkan limbah rumah tangga. Sungai suci yang dulu menjadi pusat kehidupan spiritual India, kini juga menjadi cermin tantangan lingkungan yang kian mendesak. Foto: REUTERS/BHAWIKA CHHABRA
Bagi para penyelam seperti Arvind Kumar (29), pekerjaan ini adalah sumber penghidupan utama, meskipun tidak stabil. Dalam sehari, ia bisa mendapatkan hingga 600 rupee — jumlah yang masih di bawah upah minimum harian pemerintah untuk pekerja tidak terampil. Di antara barang-barang rongsokan, kadang-kadang mereka menemukan emas, dan dalam kasus langka, bahkan cincin atau kalung. Foto: REUTERS/BHAWIKA CHHABRA
Kisah Ramu dan Arvind menjadi gambaran nyata bagaimana praktik keagamaan, kemiskinan, dan krisis lingkungan saling bertaut di Sungai Yamuna. Mereka bukan hanya pencari koin, tapi juga saksi dari dinamika sosial, spiritual, dan ekologis di jantung ibu kota India. Foto: REUTERS/BHAWIKA CHHABRA