Awalnya Saling Ngegas Tarif Tinggi, AS & China Kini Melunak
20 hours ago
3
Foto Bisnis
Reuters - detikFinance
Selasa, 13 Mei 2025 12:00 WIB
Jakarta - Pemerintah AS dan China sepakat memangkas tarif demi meredakan perang dagang. Langkah ini diambil untuk memulihkan prospek global dan stabilkan pasar.
Perwakilan pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China mengumumkan bahwa mereka telah sepakat untuk memangkas tarif resiprokal untuk saat ini. Hal ini lantaran kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut berusaha untuk mengakhiri perang dagang yang telah mengganggu prospek global dan membuat pasar keuangan mengalami gonjang-ganjing. (Keystone/EDA/Martial Trezzini/Handout via REUTERS)
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan bahwa kedua pihak telah sepakat untuk menghentikan sementara penerapan tarif impor selama 90 hari dan bilang bahwa tarif akan turun lebih dari 100 poin persentase menjadi 10%. (Keystone/EDA/Martial Trezzini/Handout via REUTERS)
Bessent juga bertemu dengan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, setelah pembicaraan pada pekan lalu, di mana kedua belah pihak memuji kemajuan dalam mempersempit perbedaan. (REUTERS/Olivia Le Poidevin)
Pertemuan yang dilaksanakan di Jenewa itu merupakan interaksi tatap muka pertama antara pejabat ekonomi senior AS dan China, sejak Presiden AS Donald Trump kembali berkuasa dan meluncurkan serangan tarif global yang memberlakukan bea masuk yang sangat besar terhadap China. (REUTERS/Carlos Barria)
Sejak menjabat per Januari, Trump telah menaikkan tarif yang dibayarkan oleh importir AS untuk barang-barang dari China menjadi 145%. Tarif ini dinilai sebagai tambahan dari tarif yang dikenakannya pada banyak barang China, selama masa jabatan pertamanya dan bea yang dikenakan pada saat pemerintahan Biden. (REUTERS/Carlos Barria)
China membalas dengan memberlakukan pembatasan ekspor pada beberapa komoditas yang memiliki peran penting bagi produsen senjata dan barang-barang elektronik konsumen AS, dan menaikkan tarif pada barang-barang AS menjadi 125%. (REUTERS/Carlos Barria)
Sengketa tarif menyebabkan perdagangan dua negara ini senilai hampir US$ 600 miliar terpaksa berhenti, mengganggu rantai pasokan, memicu kekhawatiran akan stagnasi ekonomi, dan memicu sejumlah PHK. (REUTERS/Tyrone Siu)