Arab Saudi Mau Bikin Kota Futuristik The Line Rp 8.150 T, Ternyata Begini Nasibnya

5 hours ago 5

Jakarta -

Lembaga pengelola investasi publik Arab Saudi tengah mengkaji ulang megaproyek The Line, Kota Futuristik andalan Saudi senilai US$ 500 miliar atau sekitar Rp 8.150 triliun (Kurs Rp 16.300/US$). Kondisi ini terjadi di tengah kabar meningkatnya tekanan pada dana publik.

Mengutip CNBC, Sabtu (19/7/2025), lembaga tersebut telah menunjuk perusahaan konsultan untuk melakukan tinjauan strategis atas kelayakan kota linear sepanjang 105 mil tersebut, yang terletak di Neom. The line merupakan bagian dari megaproyek Neom.

Menyangkut kabar tersebut, pengembang Kota Neom mengatakan bahwa pemeriksaan strategis adalah praktik umum pada megaproyek jangka panjang. Namun, langkah ini diambil di tengah sorotan global terhadap agenda infrastruktur ambisius Arab Saudi, serta meningkatnya tekanan pada keuangan publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengembang Kota Neom tidak merinci fokus tinjauan tersebut. Namun demikian, peneliti tamu di Arab Gulf States Institute Tim Callen menilai, kemungkinan besar langkah pengkajian tersebut akan meninjau kelayakan teknis, pembiayaan, dan juga dampak ekonomi.

"Saya pikir ini semua adalah area yang sebelumnya dipertanyakan banyak orang, apakah teknologinya memang tersedia untuk mencapai apa yang ingin dicapai Neom? Apakah biaya pengembangannya terlalu tinggi? Hal itu jelas menjadi isu yang semakin mendesak seiring dengan penurunan harga minyak dalam beberapa tahun terakhir," ujar Callen kepada Access Middle East dari CNBC.

Lokasi The Line persisnya terletak di gurun barat laut Arab Saudi, lokasi konstruksi yang luas, lengkap dengan derek dan pemancang tiang pancang, serta jalan yang baru dibangun. Rel paralel panjang membelah pasir, membentuk tulang punggung dari apa yang menurut para perencana akan menjadi sistem kereta api berkecepatan tinggi.

Kota ini dirancang sebagai kota berteknologi tinggi yang diapit oleh dua gedung pencakar langit kaca, dengan masing-masing memiliki ketinggian lebih dari 1.600 kaki. Menurut pemerintah Saudi, gedung tersebut akan mampu menampung 9 juta orang.

Proyek ini hanyalah salah satu dari sekian banyak lokasi hiper-futuristik yang direncanakan di Neom, gagasan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Kawasan ini diharapkan kerajaan akan membawa jutaan penduduk baru ke Arab Saudi dan merevolusi kehidupan dan teknologi di negara tersebut.

Pembangunan infrastruktur futuristik adalah pilar inti dari Visi Arab Saudi 2030, yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi dari pendapatan minyak. Langkah ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan industri baru bagi populasi mudanya yang sedang berkembang.

Pengembangan Neom secara keseluruhan diperkirakan mencapai US$ 1,5 triliun. Setelah bertahun-tahun pengeluaran yang tampaknya tak terbatas, tahun 2024 Arab Saudi mulai mengalami perubahan mendadak karena defisit anggaran meningkat dan harga minyak turun anjlok, di bawah posisi yang dibutuhkan kerajaan untuk menyeimbangkan anggarannya.

"Jelas bahwa jika harga minyak, seperti yang Anda katakan sebelumnya, berada di sekitar US$ 70 per barel, itu adalah kondisi yang sangat berbeda dibandingkan jika harganya mencapai US$ 100 per barel, rata-ratanya pada tahun 2022," kata Callen dari Arab Gulf States Institute.

Adapun harga acuan internasional, minyak mentah Brent, diperdagangkan pada harga US$ 70,15 per barel pada pukul 14.15 waktu London pada hari Jumat.

"Begitu banyak proyek ini yang harus dievaluasi ulang dan diprioritaskan ulang. Apakah itu berarti Neom tidak akan terwujud? Tidak, saya pikir Neom pasti akan berlanjut dalam beberapa bentuk. Namun, apakah itu dalam skala yang lebih kecil dan durasi yang lebih lama dari yang direncanakan semula, saya rasa itu sangat mungkin," ujar Callen lagi.

Di samping itu, rencana implementasi megaproyek Neom sebetulnya cukup banyak mendapat kritik. Sejumlah pihak menilai jalannya proyek ini didasari mentalitas 'yes-man', di mana para konsultan hingga penasihat dikatakan memberikan prakiraan dan proyeksi biaya maupun pendapatan yang sangat optimistis dalam upaya untuk tetap menguntungkan perusahaan mereka.

"Saya rasa ekspektasi tidak dikelola dengan baik dari perspektif kepemimpinan di tingkat proyek," ujar ketua emeritus Kamar Dagang Amerika Tarik Solomon di Arab Saudi, kepada CNBC.

"Agar proyek sebesar ini berhasil, proyek tersebut harus menyesuaikan diri dengan realitas pasar dan harus membangun kepercayaan," sambungnya.

Solomon memuji Neom dan The Line sebagai salah satu ide paling berani yang pernah saya lihat yang benar-benar telah dieksekusi. Meski demikian, menurutnya firma arsitektur dan konsultan yang terlibat memiliki peran penting di sini dan mereka seharusnya memiliki rasa kepemilikan dan tanggung jawab yang lebih besar untuk dijalankan.

Seiring dengan proses pengkajian ulang terhadap rencana pelaksanaan proyek The Line, berembus kabar ada rencana PHK di seluruh Neom. Hal ini diungkapkan oleh seorang konsultan yang bekerja untuk proyek tersebut kepada CNBC.

"Mereka akhirnya mulai membuat keputusan yang sehat secara finansial," ujar konsultan tersebut, yang meminta untuk tetap anonim karena keterbatasan berbicara kepada pers.

(shc/hns)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |